Kabupaten Malang, Blok-A.com – Sudah menjadi keharusan bagi Daerah Malang Raya, termasuk Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu, untuk saling bersinergi mengembangkan sektor pariwisata di daerahnya.
Berbagai permasalahan harus dihadapi dan ditangani secara serius hingga ke akar-akarnya. Strategi pengembangan pariwisata tidak lepas dari akses yang mudah, cepat, nyaman, bebas macet, dan terjangkau bagi wisatawan.
Aktivis pariwisata R Djoni Sujatmoko menjelaskan bahwa pemerintah dari tingkat daerah dan provinsi hingga pusat harus mengambil jalan pintas terkait percepatan pembangunan pariwisata.
Ditambahkan pemilik NK Group, di era yang serba cepat ini, tidak bisa dipungkiri masyarakat terutama wisatawan lebih memilih destinasi wisata yang bebas macet, nyaman, bersih, estetis dan mudah dijangkau.
“Ini bukan wisata yang dangkal. Malang harus memiliki tempat yang ramah dan nyaman untuk dikunjungi orang,” katanya.
Bukan sekedar kafe biasa pada umumnya, NK Cafe cukup representatif dan ramai dikunjungi wisatawan. Karena tempat ini menyajikan berbagai ‘hidangan’. Dari gastronomi, waterpark, jogging track, live music, tempat olahraga dan lain-lain.
Letaknya yang berada di tengah-tengah antara kota Malang dan kota Batu mengharuskan pengunjung tergiur untuk mampir dan menikmati kelezatan di NK Cafe.
Di kawasan NK Cafe juga setidaknya ada enam unit home stay dengan standar pelayanan hotel berbintang.
Ia berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Malang yang telah mendukung langkah positif ini. Perlu campur tangan pemerintah untuk menuntaskan kerjasama ini, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah menjanjikan pengembangan wisata masyarakat di kawasan Karangploso.
“Desa Ngijo sudah mengajukan proposal dan berjanji untuk memindahkannya (tempat sampah) dan sejauh ini anggarannya tidak berkurang. Dan dua tahun telah berlalu. Pemerintah provinsi harus menyadari bahwa tempat baru sedang dikembangkan di sini.
Untuk menuju desa wisata yang terkoneksi, kata Djoni, kendalanya hanya pada keberadaan sampah. Ke depan, kawasan sampah Ngijo akan dikelola oleh masyarakat Ngijo untuk pariwisata.
“Kami telah menyumbangkan 3.600 meter tanah untuk akses jalan,” katanya.
Ia berharap sektor pariwisata yang menjadi perhatian pembangunan Malang-Batu mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.(frd)