• Box Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
No Result
View All Result
Blok-a.com
  • Home
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Travel
    • Event
  • News
    • Peristiwa
      • Kriminal
      • Hukum
    • Bisnis
    • Pendidikan
  • Showbiz
    • Film
    • Musik
  • Sport
  • Opini
  • Home
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Travel
    • Event
  • News
    • Peristiwa
      • Kriminal
      • Hukum
    • Bisnis
    • Pendidikan
  • Showbiz
    • Film
    • Musik
  • Sport
  • Opini
No Result
View All Result
Blok-a.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Gaya Hidup
  • News
  • Showbiz
  • Sport
  • Opini

Malu Rasanya Bicara Potret Hukum Indonesia ke Orang Jepang

byLionita
26 January 2023
in Opini
0
hukum jepang

Prof Dr H M Mahfud MD. (KOMPAS FOTO)

Bagikan lewat WABagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Linkedin

Oleh : HM Mahfud MD

Saya terperangah dan takjub ketika pada Selasa, 16 Januari 2018, kemarin seorang advokat di Nagoya (Jepang) menjawab pertanyaan saya sambil terheran-heran.

Saat itu saya bersama Zainal Arifin Mochtar (Uceng) dari Fakultas Hukum UGM diundang makan siang oleh pimpinan ASEAN Nagoya Club (ANC) di sebuah restoran di Nagoya.

ANC adalah sebuah komunitas pebisnis untuk kawasan ASEAN yang berkedudukan di Nagoya. Mungkin karena saya dan Uceng berprofesi sebagai dosen di bidang hukum, pihak tuan rumah membawa seorang advokat, Junya Haruna, dan seorang guru besar hukum konstitusi dari Nagoya University, Prof Shimada.

Jangan Lewatkan

Demokrasi Ala Oligarki

Anies dan Pendirian Pusat Studi Asean

Nadham Alfiah Ibnu Malik

Tawa Bareng Ibu saat Bocah Tetangga Menangis di Sore Hari

Dengan maksud mengobrol masalah yang ringan-ringan saja, saya bertanya kepada Junya Haruna, “Seberapa banyak kasus penyuapan terhadap hakim yang terjadi di Jepang?” Haruna terperanjat dan tampak heran atas pertanyaan itu. Dia mengatakan, sepanjang kariernya dia tidak pernah mendengar ada hakim dicurigai menerima suap di Jepang. “Terpikir pun tidak pernah.”

Di Jepang, kata Haruna, masyarakat percaya bahwa hakim tidak mau disuap. Di sana hakim sangat dihormati dan dimuliakan karena integritasnya. “Apakah Anda percaya pada semua putusan hakim yang juga mengalahkan Anda dalam menangani perkara?” tanya saya.

Haruna menjawab, semua putusan hakim diterima dan dipercaya sebagai putusan yang dikeluarkan sesuai dengan kebenaran posisi hukum yang diyakini oleh hakim.

“Di sini tidak pernah ada kecurigaan hakim disuap. Seumpama pun kami kalah dan tidak sependapat dengan putusan hakim, paling jauh kami hanya mengira hakim kurang menguasai dalam satu kasus yang spesifik dan rumit atau kamilah yang kurang bisa meyakinkan hakim dalam berargumen dan mengajukan bukti di pengadilan. Tak pernah terpikir, hakim kok memutus karena disuap,” tambah Haruna.

Ketika Haruna mau bertanya balik tentang Indonesia, saya segera membelokkan pembicaraan. Saya bilang restoran tempat kita lunch sangat indah dikelilingi oleh kebun bunga yang memancing selera makan, termasuk bunga sakura dan pohon-pohon yang seperti dibonsai dengan begitu harmonis. Lalu saya mengajak berfoto.

Saya lihat Uceng segera berpatut-patut mengangkat kameranya yang canggih dan mengomando kami agar ambil posisi untuk foto bersama. Uceng membantu saya dengan gaya seperti pemotret profesional. Pembelokan pokok pembicaraan pun berhasil digiring oleh Uceng.

Sengaja saya belokkan pembicaraan tentang “penyuapan hakim” itu karena saya takut ditanya balik dan harus bercerita jujur tentang hukum, hakim, pengacara, dan penegakan hukum di Indonesia. Tak mungkin bisa keluar dari mulut saya cerita tentang betapa buruknya penegakan hukum di Indonesia. Apalagi saat itu saya baru berusaha meyakinkan pimpinan ANC bahwa aturan hukum di Indonesia sangat kondusif untuk berinvestasi.

Saya memang berbicara, aturan hukum (legal substance) di Indonesia sudah cukup bagus untuk investasi. Tetapi saya tidak berani berbicara penegakan hukum oleh aparat (legal structure) dan budaya hukum (legal culture).

Bisa malu kalau saya harus berbicara keadaan Indonesia tentang itu. Bayangkanlah, saya harus bercerita, hakim-hakim di Indonesia bukan hanya dicurigai tetapi benar-benar banyak yang digelandang ke penjara karena penyuapan.

Saya akan malu juga, misalnya, kalau harus bercerita bahwa di Indonesia banyak pengacara tersandung kasus karena menyuap atau berusaha menyuap hakim. Tak mungkin saya bercerita bahwa banyak pengacara di Indonesia yang tidak mengandalkan kompetensi dalam profesi hukum, tetapi hanya melatih dirinya untuk melobi aparat penegak hukum atau menggunakan posisi politik agar perkaranya dimenangkan dengan imbalan uang.

Belum lagi ada cerita-cerita bahwa calon pengacara yang magang (latihan mencari pengalaman) kepada pengacara senior justru tugas pertamanya adalah disuruh mengantar uang kepada hakim, jaksa, atau polisi dan yang bersangkutan harus memastikan penyerahan suap itu aman adanya.

Begitu juga takkan bisa keluar jawaban dari mulut saya kalau ditanya apakah di Indonesia ada jaksa atau polisi yang dihukum karena penyuapan dan rekayasa perkara? Akan malu saya sebagai anak bangsa jika menjawab itu dengan jujur tetapi akan berdosa saya sebagai muslim jika saya menjawab dengan berbohong. Kita memang mempunyai budaya sendiri sebagai bangsa, tetapi tidak salahkah kalau dalam soal berhukum kita meniru Jepang.

Awal 2014, selepas menjadi ketua MK, saya diundang menjadi tamu oleh Kementerian Luar Negeri Jepang di Tokyo. Saat saya tiba di sana, sedang gencar berita dan kampanye untuk pemilihan gubernur Tokyo.

Apa ada penggantian gubernur? Ya, tetapi bukan berdasar jadwal normal, melainkan karena Gubernur Inosi, pejabat yang definitif, mengundurkan diri.

Mengapa mengundurkan diri? Karena sang gubernur diberitakan meminjam uang tanpa jaminan ke sebuah rumah sakit besar dan oleh pers itu dicurigai untuk mendanai kampanye politiknya. Karena pinjaman itu tanpa jaminan, pers menduga Inosi nanti akan memberikan imbalan dalam bentuk, mungkin, korupsi politik.

Jadi, sang gubernur mengundurkan diri karena malu saat dicurigai akan (baru dicurigai: akan) menggunakan jabatannya untuk melakukan korupsi politik. Eloknya lagi, sekitar seminggu setelah saya pulang dari Jepang awal 2014 itu seorang pegawai dari Kedutaan Besar Jepang di Jakarta datang kepada saya mengantarkan uang Rp120.000 (seratus dua puluh ribu rupiah). Untuk apa?

“Waktu check in untuk kembali ke Indonesia kemarin, di bandara, Bapak membayar airport tax sendiri. Bapak tamu pemerintah, jadi harus kami yang menanggung semua,” jawab pegawai dari Kedubes Jepang itu.

Wuih, saya sudah diundang ke Jepang dengan fasilitas mewah, soal uang seratus dua puluh ribu rupiah pun masih diantarkan kepada saya. “Duh, kok repot-repot ngantar uang Rp120.000 ke sini? Kalau naik taksi pulang-pergi dari kantor Anda ke sini sudah lebih dari Rp200.000,“ kata saya. Apa jawab petugas itu? “Itu peraturan di kantor kami. Kami harus mematuhi semua peraturan tanpa menambah atau mengurangi,” jawabnya.

Jepang adalah anggota Kelompok Negara G-7, salah satu dari tujuh negara termaju di dunia. Budaya hukumnya sangat indah, peraturan sesederhana apa pun ditaati. Inilah rasanya yang lebih pas menjadi budaya Pancasila.

“Berapa puluh tahun lagi kita bisa berhukum seperti itu, Prof?” kata Uceng saat kami keluar dari jamuan makan siang Selasa lalu itu. “Nanti diskusikan di Jakarta saja,” jawab saya.

(*) Penulis adalah Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN) dan Ketua MK (2008-2013).

Tags: mahfud mdmahfud md terkiniOpini mahfud md
SendShare1144Tweet715Share200

Mungkin Anda Tertarik

demokrasi indonesia
Opini

Demokrasi Ala Oligarki

19 January 2023
Pendiri Eksan Institute, Moch Eksan.
Opini

Anies dan Pendirian Pusat Studi Asean

16 January 2023
Kegiatan Festival Tradisi Islam Nusantara di Banyuwangi, Jawa Timur. (Dok/Istimewa)
Opini

Nadham Alfiah Ibnu Malik

10 January 2023
c09c5d79 2232 494d bc61 6743de33ce30
Opini

Tawa Bareng Ibu saat Bocah Tetangga Menangis di Sore Hari

24 December 2022
Next Post
ferry venna

Ferry Irawan Ajukan Penangguhan, Minta Pihak Venna Berhenti Umbar Soal Uang dan Penghasilan

Kandang Ayam yang diduga menjadi sumber datangnya lalat yang menyerbu rumah warga Dusun Krajan, Desa Biting, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. (Yasir/blok-a.com)

Lalat Serbu Pemukiman, Warga Desa Biting Jember Keluhkan Keberadaan Kandang Ayam

img 20221222 wa0098

Harga Beras di Kota Malang Naik! Cek Harganya Sekarang

Tomy( karyawan )saat menjelaskan permasalahanya ke kuasa hukum terkait dugaan penahanan ijazah oleh perusahaan swasta di Probolinggo (blok-a/inos)

Dealer Honda Lestari Probolinggo Dilaporkan ke Disnaker, Diduga Menahan Ijazah Karyawan

Sehari Pencarian, Anak Hanyut Singosari Belum Ditemukan

Discussion about this post

No Result
View All Result
Gubernur Khofifah dan Wagub Emil. (Pemprov Jatim)

Soal Larangan Bukber Jokowi, Khofifah Respons Begini

24 March 2023
Caption : ODGJ Jalan Kauman Buat Ulah (Satpol PP Kota Malang)

Kerap Lempar Batu ke Warga, ODGJ di Kelurahan Kauman Kota Malang Diamankan

24 March 2023

Tradisi, Kemenag Kabupaten Malang Tak Larang Aktivitas Patrol Sahur

24 March 2023

Berita Populer

  • Trending
  • Comments
  • Latest
konser malang maret 2023

Jadwal Konser Musik Bulan Maret 2023 di Kota Malang: Tiara Andini Hingga Ziva Magnolya

1 March 2023
img 20221222 wa0002

Ini Daftar Harga Menu Makanan di Kereta Api 2022

22 December 2022
img 20221215 wa0007

Begini Cara Akses CCTV Kota Malang Buat Pantau Titik Macet

15 December 2022
bahaya Willow Project

5 Bahaya yang Akan Terjadi Jika Willow Project di Alaska Terlaksana

21 March 2023
Ilustrasi. (Shutterstock)

Hukum Nonton Film Dewasa Saat Puasa, Bisa Batal?

23 March 2023
Gubernur Khofifah dan Wagub Emil. (Pemprov Jatim)

Soal Larangan Bukber Jokowi, Khofifah Respons Begini

24 March 2023
Caption : ODGJ Jalan Kauman Buat Ulah (Satpol PP Kota Malang)

Kerap Lempar Batu ke Warga, ODGJ di Kelurahan Kauman Kota Malang Diamankan

24 March 2023

Tradisi, Kemenag Kabupaten Malang Tak Larang Aktivitas Patrol Sahur

24 March 2023
Ilustrasi Ibadah Jamaah Aboge. (ANTARA FOTO)

Jamaah Aboge Probolinggo Baru Puasa Ramadan Hari Ini

24 March 2023
Ganjar Pranowo. (Instagram/Iganjar_pranowo)

Nurut Jokowi, Ganjar Juga Larang Pejabat Pemprov Jateng Adakan Bukber

24 March 2023
Currently Playing

Mengulik Berkah Kampung Heritage Kayutangan bagi Warganya | Short Documentary

Mengulik Berkah Kampung Heritage Kayutangan bagi Warganya | Short Documentary

00:04:55
Blok-a.com

© 2023 - Blok-a.com ~ Herd Millenial Indonesia

Info

  • Box Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Blok Malang Raya
  • Blok Kota Batu
  • Blok Probolinggo
  • Blok Banyuwangi

© 2023 - Blok-a.com ~ Herd Millenial Indonesia