Kota Malang, blok-A.com – Di sebuah gang kecil, terdapat Zona Kos dan Kuliner Murah di Jalan Watugong RW.02 ,Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Dari pagi hingga petang, mahasiswa selalu bertebaran disana, mencari makanan dan minuman untuk kebutuhannya. Kawasan tersebut memang dekat dengan Universitas Brawijaya, wajar saja jika sering didatangi oleh mahasiswa UB disana.
Karena penasaran, blok-A.com menyusuri tempat yang digadang-gadang menjadi sasaran mahasiswa itu. Pada perempatan kecil, ada seorang penjual Nasi Kuning dan Roti Maryam, sedang menunggu pembeli.
Penjual Nasi Kuning, Siti (45) sudah berjualan di daerah tersebut, selama 10 tahun. Ia mencukupi kebutuhannya dengan berjualan nasi kuning disana.
“Jualan nasi kuning mas, sudah 10 tahun disini,” ujarnya.
Saat ditanya blok-A.com, ia menyangka bahwa asal usul Zona Kos dan Kuliner Murah, berasal dari banyaknya mahasiswa Universitas Brawijaya, hingga menjadi peluang usaha bagi warga setempat.
“Ya mungkin karena dekat Universitas Brawijaya mas, kan banyak mahasiswanya, jadi orang-orang sini pada jualan,” ucapnya pada Rabu (31/08/2022).
Dalam mencukupi kebutuhannya, Siti akhirnya berjualan disana dan mendapatkan penghasilan dari sana. Selain itu, ia juga membeberkan penghasilan perharinya.
“Karena buat kebutuhan ya mas, untuk anak juga sekolah, jadi saya jualan nasi kuning. Per harinya bisa mendapatkan Rp 100 ribu – Rp 150.000.
Siti sangat senang bisa berjualan disana. Sebagai tambahan penghasilan, juga meningkatkan perekonomiannya. Ia menginginkan kawasan itu tetap ramai dan terjaga.
“Senang bisa berjualan disini, tetap ramai lah mas pengennya,” tutur Siti.
Terpisah, Pengamat Budaya, Agung Buana menceritakan sejarah singkat Zona Kos dan Kuliner Murah itu. Menurut Agung, kawasan itu terjadi di era 1980 – 1990 an.
“Di tahun 1980 – 1990 an, banyak mahasiswa luar kota, datang ke Kota Malang. Beberapa persen dari mereka, memilih Univeristas Brawijaya dalam menempuh pendidikannya.
Agung mengatakan bahwa Universitas Brawijaya di era itu, mulai membuka kuota lebih banyak untuk menampung mahasiswanya. Hal tersebut membuat kampung di dekatnya, melihat peluang dalam menyediakan kos atauapun makanan murah.
“Karena banyaknya mahasiswa ub, dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk membuka kuliner atau kos-kosan murah,” tutupnya.
(mg1/bob)