Surabaya, blok-a.com – Pola hidup bersih dan sehat, akan mencegah terjadinya bahaya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti polio, campak, difteri dan rubela.
Selain itu, juga harus didorong agar melengkapi imunisasi pada anak.
Sesuai data Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, jumlah kasus difteri di Jawa Timur hingga Maret 2023 sebanyak 51 kasus. Yang tersebar di 26 kabupaten/kota dengan jumlah kematian sebanyak 4 kasus.
Kasus difteri masih ditemukan di Provinsi Jawa Timur setiap tahunnya. Termasuk tahun 2021, 2022 dan tahun 2023. Maka PHBS menjadi kunci mengatasi hal itu.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono menjelaskan, penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae dan menular melalui droplet.
Jika seseorang tidak sengaja menghirup atau menelan percikan air ludah orang lain yang terpapar difteri saat batuk atau bersin serta menyentuh benda yang sudah terkontaminasi air liur penderita maka berpotensi tertular.
“Saya mengimbau agar masyarakat terus menerapkan PHBS, salah satunya dengan cara memakai masker jika di tempat terindikasi terjadinya kasus serta selalu rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,” ujar Doktor Erwin ini.
Lebih lanjut, komplikasi yang sering terjadi pada kasus difteri adanya miokarditis, gangguan ginjal, bahkan kematian yang diakibatkan karena adanya toksin yang dikeluarkan bakteri penyebab difteri.
Gejala dan tanda khas dari kasus Difteri, katanya, adalah pseudomembran (membrane berwarna putih ke abu-abuan di sekitar tonsil atau faring).
Tanda dan gejala lainnya seperti sakit tenggorokan, batuk, demam, bullneck (pembengkakan leher), stridor (sesak napas yang berbunyi).
“Saya mengimbau kepada masyarakat, jika menemui gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasyankes terdekat untuk segera ditangani,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengatakan permintaan kewaspadaan juga seiring, surat edaran Kemenkes RI, nomor: IM.03.02/C/976/2023, melalui Dirjen P3 pada 2022.
Beberapa wilayah di Indonesia terjadi peningkatan KLB PD3I, khususnya penyakit campak dan difteri.
“Ayo bawa anak-anak kita ke Posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat agar melengkapi status imunisasinya dan selalu menerapkan PHBS,” ajak Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (15/3/2023).
Selain mengimbau warganya, Khofifah juga meminta kepada seluruh jajaran dinas kesehatan untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian PD3I, khususnya difteri di Jawa Timur.
“Saya instruksikan Kepala Dinkes Jatim agar berkordinasi intensif dengan Kepala Dinkes di 38 kabupaten/kota untuk mengoptimalkan pelaksanaan surevilans Difteri dan PD3I lainnya melalui peningkatan kewaspadaan dini dan respon di wilayah, salah satunya adalah dengan pelaporan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR),” jelasnya.
Untuk itu, Khofifah menerbitkan SE Gubernur, 17 Februari 2023 perihal Kewaspadaan terhadap PD3I kepada Bupati/Walikota se-Jawa Timur.
Selain itu Pemprov Jatim bersama Dinkes kabupaten/kota kerjasama penyelidikan epidemiologi kasus difteri, melaksanakan Outbreak Respon Immunization (ORI) di wilayah yang terdampak dab menyiapkan logistik vaksin difteri dan anti difteri serum.(kim/lio)