Stadion Soepriadi Kota Blitar Jadi Sasaran Vandalisme, Diduga Terkait Pemecatan STY

Aksi vandalisme di Stadion Soepriadi yang diduga dilakukan oleh kelompok suporter sepak bola yang kecewa atas pemecatan STY. (blok-a.com/Fajar)
Aksi vandalisme di Stadion Soepriadi yang diduga dilakukan oleh kelompok suporter sepak bola yang kecewa atas pemecatan STY. (blok-a.com/Fajar)

Blitar, blok-a.com – Beberapa sudut Stadion Soepriadi Kota Blitar diwarnai aksi vandalisme, Kamis (09/01/2025).

Diduga aksi tersebut dilakukan oleh kelompok suporter sepak bola yang kecewa atas pemecatan Shin Tae-yong (STY) sebagai pelatih tim nasional.

Tulisan-tulisan protes yang ditempel di fasilitas umum stadion Soepriadi memancing perhatian berbagai pihak, termasuk Ketua PSSI Kota Blitar, Yudi Meira.

Yudi Meira pun memahami kekecewaan yang dirasakan suporter.

“Suporter atau pecinta sepak bola memiliki hak untuk menyampaikan aspirasi, itu wajar. Terutama ketika ada isu besar seperti pergantian pelatih Shin Tae Yong,” kata Yudi Meira, Jumat (10/01/2025).

Yudi menambahkan, bahwa penyampaian aspirasi sebaiknya dilakukan dengan cara yang lebih bijak.

“Kita memiliki mekanisme yang jelas. Jika ada aspirasi, kami di PSSI Kota Blitar akan meneruskannya ke PSSI Jawa Timur, yang kemudian disampaikan ke PSSI pusat,” imbuhnya.

Lebih lanjut Yudi Meira menandaskan, insiden vandalisme tersebut, berbeda dengan aksi serupa yang sempat dilakukan pendukung Arema terkait penolakan penggunaan Stadion Blitar sebagai lokasi pertandingan beberapa waktu lalu.

“Aksi ini lebih fokus pada ketidakpuasan terhadap keputusan PSSI terkait pergantian pelatih Shin Tae Yong, bukan isu stadion atau hal lainnya,” tandasnya.

Keputusan PSSI pusat untuk tidak lagi melanjutkan kerja sama dengan Shin Tae-yong memang menjadi isu hangat di kalangan pecinta sepak bola Indonesia.

“Banyak pihak yang mendukung pelatih asal Korea Selatan itu, karena dinilai berhasil meningkatkan kualitas permainan tim nasional. Namun, ada juga yang menganggap pergantian pelatih adalah langkah yang diperlukan,” jelasnya.

Yudi berharap, para suporter di Kota Blitar dan daerah lain dapat lebih bijak dalam menyampaikan pandangan mereka.

“Harapan kami, aspirasi bisa disampaikan dengan cara yang santun dan sesuai prosedur. Vandalisme hanya akan mencoreng nama baik suporter itu sendiri,” ujarnya.

Ketua PSSI Kota Blitar ini menegaskan, keputusan akhir tetap berada di tangan PSSI pusat. Sementara PSSI Kota Blitar hanya berperan sebagai jembatan untuk menyampaikan masukan masyarakat.

“Segala keputusan adalah kewenangan PSSI pusat. Kami hanya bertugas menyampaikan aspirasi dari masyarakat atau suporter,” pungkas Yudi Meira yang juga Ketua Komisi 3 DPRD Kota Blitar.

Aksi vabdalisme ini menambah daftar panjang protes suporter sepak bola di Indonesia, yang sering kali berujung pada tindakan tidak terpuji. (jar/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?