Blok-a.com – Nama Oklin sang hijabers hot kian santer dibicarakan. Bagaimana tidak, usai video es krimnya yang viral itu, semakin banyak muncul influencer hijabers hot lain di dunia maya. Hal itu mendapatkan perhatian khusus dari Putri Hijabers Jawa Timur, Deannisa Santika Puteri.
“Melihat perkembangan yang cukup cepat terutama gadget dan memunculkan banyak sekali influencer terkhususnya content creator berhijab sebenarnya adalah hal yang positif. Akan tetapi, influencer berhijab yang membuat konten tidak senonoh adalah hal yang tidak bisa dibenarkan,” ujar Deannisa, melalui pesan WhatsApp, pada (26/9).
Dengan berhijab, lanjut dia, muslimah bukan hanya kewajiban untuk menutup aurat yaitu rambutnya. Melainkan juga dari attitude dalam membuat konten di sosial media. Sebagai influencer, mengikuti trend memang keharusan, tetapi jangan lupa batasan-batasan sebagai wanita muslimah berhijab. Karena sejatinya wanita muslimah tak hanya wajib menutup aurat dengan berhijab tapi harus memiliki attitude yang baik pula.
“Menurut saya, faktor yang muncul dari adanya influencer hijab membuat konten tidak senonoh adalah trend,” ujar dia.
Dengan mengikuti trend, influencer mungkin berfikir akan tetap eksis dan bisa dikenal banyak orang. Kedua, faktor utama adalah mengejar viral. Seorang influencer atau content creator pasti menginginkan karya yang dibuat bisa viral dan diketahui orang banyak.
“Tetapi banyak yang lupa akan hijab yang dikenakan beserta batasan-batasannya. Pilihan untuk mengikuti trend dan keinginan viral membuat diri lupa akan attitude yang harus dijaga seorang wanita muslimah,” imbuhnya.
Sebagai Putri Hijabfluencer Jawa Timur, Deannisa akan memberikan edukasi soal pentingnya menjaga ciri khas kita sebagai wanita muslimah berhijab. Bahkan tak hanya lewat media sosial, dia akan memberikan edukasi melalui berbagai kegiatan komunitas, kampus, dan kehidupan sehari-hari.
Mendapatkan gelar Putri Hijabfluencer Jawa Timur, Deannisa tidak melaluinya begitu saja. Berawal dari saya yang seorang aktivis sekolah hingga kampus. Dia sempat menjadi sosok yang tomboy, karena sering mengikuti lomba futsal perempuan, pencak silat, dan paskibraka.
“Namun saya pribadi yang suka mencoba hal-hal baru hingga saya sendiri memutuskan untuk keluar dari zona nyaman itu. Saya yang belum tau apa-apa soal pageant, memutuskan untuk mencoba mengikuti kegiatan ini,” lanjut mahasiswa UB ini.
Dia yang dulunya tomboy akhirnya mulai berlatih catwalk secara otodidak. Dia tidak menyangka, bisa berhasil menjadi Putri Hijabfluencer Jawa Timur nomor satu. Dari pengalamannya itu, dia berharap bahwa langkah itu bisa diikuti oleh influencer berhijab lainnya, yang masih terjebak zona nyaman membuat konten tidak senonoh.
“Jangan terlena dengan viral tapi meninggalkan kewajiban Allah. Karena sejatinya hijab itu untuk menutupi aurat sesuai perintah Allah,” tandasnya. (mg2/bob)