Ratusan Siswa Diduga Keracunan Menu MBG, Dua SPPG di Banyuwangi Ditutup Sementara

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Amir Hidayat. (Istimewa)
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Amir Hidayat. (Istimewa)

Banyuwangi, blok-a.com – Ratusan siswa dari sejumlah sekolah di Banyuwangi diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi menu bergizi gratis (MBG) beberapa waktu lalu. Sebagai upaya pencegahan, Badan Gizi Nasional (BGN) menutup sementara 2 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur penyedia MBG di Banyuwangi sejak 25 Oktober 2025.

Kedua dapur MBG yang ditutup sementara antara lain SPPG yang berlokasi di Jalan Kepiting, Kelurahan Tukangkayu, Kecamatan Banyuwangi, dan SPPG di Desa Kelir Kecamatan Kalipuro.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Amir Hidayat menegaskan bahwa penutupan efektif akan berlangsung hingga seluruh catatan dan masalah diperbaiki. Sehingga hasil pemeriksaan ulang menunjukkan standar keamanan pangan telah terpenuhi.

“Untuk SPPG di desa Kelir, kami minta tidak lagi menggunakan sumber air yang sama. SPPG itu juga kami harap segera mengurus Surat Laik Higiene Sanitasi (SLHS),” ujar Amir, Rabu (29/10/2025)

Amir mengungkapkan, ada 133 siswa dari tiga sekolah di Kecamatan Kalipuro yang diduga keracunan MBG.

“Rinciannya adalah, di Madrasah Aliyah Nurul Khoiroh ada 100 siswa, SMA NU Gombengsari 13 siswa, dan SMPN 3 Kalipuro 20 siswa. Namun seluruh siswa saat ini sudah dinyatakan sembuh,” imbuhnya.

Ratusan siswa tersebut, sambung Amir, diketahui mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi MBG yang disalurkan oleh SPPG di Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro pada 24 Oktober lalu.

Guna mengungkap penyebab keracunan, Dinkes telah mengambil sampel makanan MBG, air yang digunakan, peralatan masak dan makan, serta rectal swab pada sejumlah siswa.

Dari hasil uji laboratorium, terdapat beberapa temuan masalah. Pada sampel air yang digunakan, terdeteksi adanya paparan bakteri Escherichia coli (E.coli). Air tersebut diketahui bersumber dari sistem Himpunan Pengguna Air Minum (Hippam) dan ditimbun dalam tandon.

“Pada menu MBG yang disajikan, juga ditemukan paparan E-coli seperti pada nasi, tumis wortel brokoli dan ayam. Selain itu, dari hasil usap pada peralatan makan ditemukan paparan mikroba di atas ambang batas aman. Bahkan dari 14 sampel rectal swab, semuanya juga positif E-coli,” tandasnya.

Sedangkan untuk pemeriksaan di SPPG Kelurahan Kepiting, Dinkes Banyuwangi menemukan beberapa hal yang tidak sesuai standar dan perlu adanya perbaikan. Di antaranya seperti lubang pada pintu masuk vektor gudang penyimpanan.

Dan berdasarkan hasil uji laboratorium yang telah ditemukan oleh Labkesda Banyuwangi, menu ayam bumbu merah tumbuh bakteri Streptococcus Porcinus. Bakteri yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, diare, muntah, demam, dan dehidrasi.

“Menu makanan lain yakni tumis sawi putih dan wortel ditemukan tumbuh bakteri Klebsiella oxytoca. Bakteri ini diketahui bisa menyebabkan gejala gastrointestinal atau diare dan kram perut,” paparnya.

Amir Hidayat menambahkan bahwa pasca terjadinya peristiwa keracunan di MAN 1 Banyuwangi, SPPG Kepiting juga tengah dalam proses mendapatkan SLHS. (kur/lio)