PWI Jatim Gelar Dialog Pariwisata Gandeng Bupati Sumenep Fauzi

Dialog pariwisata bersama Bupati Sumenep di hall PWI Jatim, Jumat (15/12/2023).

Surabaya, blok-a.com – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo, menjadi narasumber dalam dialog pariwisata yang digelar di hall PWI Jatim, Jumat (15/12/2023).

Acara yang dikemas Rapat Kerja PWI Sumenep ini menarik kalangan jurnalis di Jawa Timur karena membedah kebijakan pariwisata Sumenep 3 tahun belakangan yang kian moncer.

Dalam uraiannya, Bupati Sumenep A Fauzi, menjelaskan komitmen besar Pemkab Sumenep membangkitkan pariwisata Sumenep telah membuahkan hasil.

Impact besar telah dirasakan daerah kabupaten yang memiliki 126 pulau ini, dari berbagai sektor.

“Yang jelas peningkatan geliat sektor pariwisata ini mendongkrak pula tumbuhnya ekonomi berbasis kerakyatan yakni UMKM tumbuh 300 persen, kunjungan naik 300 persen, dan tentu saja menekan angka pengangguran dan menaikkan gini ratio Sumenep,” ujar Fauzi, dengan ciri khas udeng blankon khas Sumenep.

Fauzi menegaskan di saat tiga kabupaten di Madura tidak berani memulai menggenjot sektor pariwisata, justru Sumenep memberanikan diri.

Alhasil tantangan besar dihadapi, yakni Covid -19. Setahun setelah dimulai. Namun, di puncak Covid-19 pada 2021, nampak hasil. Bahkan 2022 dan terjadi kenaikan itu bertahan di 2023.

“Artinya, desain destinasi wisata kita mengakar kuat. Terbukti pariwisata itu yang dikelola pemerintah daerah hanya tiga titik lokasi, keraton Sumenep, pantai Slopeng dan Gili Iyang,” ujarnya.

Strategi yang dilakukan tentu disertai kecerdikan dan kelincahan dalam memanajemen pariwisata karena geo kultural dan politik di Sumenep, khas Madura sangat rentan. Butuh kehati-hatian.

“Karena pariwisata itu tumbuh dari masyarakat, kita mendorong menggerakkan secara pentahelix maka tumbuhnya pariwisata kita murni dari rakyat,” tegasnya.

Dia mengaku ada resep dan kunci jitu dalam mengembangkan wisata di Sumenep yang belum bisa disampaikan. Hanya saja dukungan masyarakat, dunia usaha, akademisi, pemerintah dan pers sangat kuat.

“Kalau bicara pariwisata itu memiliki tiga komponen. Pertama, tidak ada jaminana membangun lokasi wisata bisa diminati wisatawan. Kedua, pembangunan sarana dan prasarana, akan sangat besar anggaran karena bicara fasilitas yang disukai pelancong berbeda-beda. Ketiga, akses dan informasi, ketersediaan moda baik darat, laut dan udara.

“Ketiga faktor itu tak bisa saling menunggu. Semua itu saya dorong maju bareng. Dari sisi ASN dan Pemkab sendiri bekerja harus ada standart target. Yang jelas Sumenep ini sejak 1992 sudah berpotensi. Bahkan semua lini pariwisata dimiliki, mulai dari wisata sejarah, religi, kesenian, budaya, kerajinan, panorama alam, keindahan daerah, hingga wisata buatan sudah tersedia. Bahkan event yang digelar juga begitu banyak, yakni 76 event,” ujarnya.

Dialog yang dipandu moderator wartawan senior Ibnu, ini juga menghadirkan pembanding Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim.

Ketua PWI Lutfil Hakim, bicara soal Sumenep tourism Development. Artinya ada Sumenep in hope.

Dia menyarankan pembangunan sektor Pariwisata tidak melulu mengandalkan kekuatan alam dan potensi namun manajemen pembangunan harus terarah.

“Barangkali 5 -10 tahun ke depan justru Sumenep bisa menjadi destinasi global seperti Karibian Tourism,” ujar Lutfil Hakim.

Hadir dalam dialog itu, Ketua PWI Sumenep Samsul A, anggota, pengurus PWI Sumenep, jajaran ketua, pengurus dan anggota PWI Jatim di Surabaya.(kim/lio)