Sumenep, blok-a.com – Proyek pembangunan drainase di Desa Galis, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, belakangan menjadi sorotan setelah muncul dugaan ketidaksesuaian dengan spesifikasi yang telah direncanakan.
Kepala Desa Akhmad Safri Wiarda menyatakan bahwa proyek tersebut didanai dari Dana Desa (DD), namun ia mengaku tidak mengingat jumlah anggaran yang sudah terealisasi.
“Kalau untuk anggarannya saya lupa, tapi sumbernya itu murni dari DD,” ujarnya.
Safri menjelaskan bahwa kerusakan pada drainase bukan disebabkan oleh kelalaian dalam pengerjaan proyek, melainkan karena faktor alam, seperti curah hujan tinggi dan kondisi tanah di sekitar lokasi pembangunan.
“Tapi itu merupakan bencana alam. Namanya bencana alam meskipun bangun rumah sebagus apa kalau berhubungan dengan kuasa Allah pasti akan rusak,” sebutnya.
Safri menyatakan kesiapannya jika proyek tersebut harus diaudit oleh pihak berwenang. Ia juga menyebutkan akan mengikuti prosedur yang berlaku apabila terdapat temuan dalam pelaksanaan proyek.
“Jika ada temuan, saya akan ikuti prosedurnya. Artinya jika harus ada pengembalian ke kas negara saya siap mengembalikan,” tambahnya.
Sementara itu, seorang warga berinisial AZ menyebut bahwa material yang digunakan dalam proyek ini diduga tidak sesuai spesifikasi. Menurutnya, drainase tersebut dibangun menggunakan batu kapur, sedangkan idealnya menggunakan batu gunung.
Ia juga mengamati bahwa campuran semen yang digunakan terlihat lebih sedikit dibandingkan standar pembangunan drainase pada umumnya.
“Terlihat memutih pemasangan semennya sangat minim. Dan juga batunya pakai batu kapur, harusnya kan pakai batu gunung,” ungkapnya.
Sebelumnya, persoalan proyek drainase ini mencuat usai mengalami kerusakan dalam waktu singkat. Warga pun mempertanyakan transparansi anggaran proyek tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait mengenai langkah tindak lanjut atas persoalan proyek ini.(ram/lio)