Program PMS UB Dongkrak Pariwisata Banyuwangi Dengan Belajar Bahasa Asing

Kegiatan Program PMS dari UB untuk tingkatkan SDM Pariwisita di Banyuwangi (dok. Humas UB for blok-A.com)

Kabupaten Banyuwangi, blok-A.com – Pengabdian Masyarakat Strategis (PMS) Universitas Brawijaya (UB) siapkan Sumber Daya Manusia (SDM) fasih bahasa asing untuk dongkrak pariwisata Banyuwangi.

Kota yang terkendal dengan The Sunrise of Java karena posisinya yang ada di ujung tertimur di Pulau Jawa, tak heran jika Banyuwangi memiliki kekayaan destinasi wisata alam yang mempesona. Mulai dari wisata alam hingga wisata budaya bisa ditemui di Banyuwangi.

Tak heran jika Banyuwangi mulai dilirik oleh wisatawan mancanegara, didasari dengan alasan tersebut Banyuwangi menjadi tujuan utama untuk salah satu tempat program pengabdian masyarakat dari UB.

Melalui program tersebut, UB berkerja sama dengan DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Banyuwangi untuk mengadakan program pelatihan bahasa asing di salah satu daerah di Banyuwangi. Pelatihan bahasa asing tersebut meliputi bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Cina yang digelar untuk para pekerja wisata setempat.

Program tersebut bertujuan untuk menyiapkan SDM unggulan dalam berbahasa asing khususnya untuk membantu meningkatkan sektor wisata di Banyuwangi.

Menurut ketua tim PMS Ismatul Khasanah, memilih Banyuwangi menjadi tempat tujuannya dengan alasan menurutnya sektor pariwisatanya mulai berkembang pesat dan mulai dilirik berbagai wisatawan mancanegara. Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi SDM yang belum fasih berbahasa asing.

Oleh sebab itu, program pelatihan bahasa asing ini dirasa sangat tepat sasaran jika dilakukan di Banyuwangi mengingat program tersebut sangat dibutuhkan oleh para pekerja dalam sektor pariwisata yang ada.

Selain itu, ia juga berharap kegiatan tersebut memiliki dampak kepada masyarakat khususnya pekerja disektor wisata agar dapat meningkatkan nilai jual potensi wisatanya pada wisatawan mancanegara. Dengan demikian, ekonomi masyarakat lokal juga ikut terdampak.

Kegiatan pelatihan tersebut berlangsung pada 3 September 2022 lalu, yang dibimbung langsung oleh Tim PMS UB yang terdiri dari dosen beserta mahasiswa.

Sedangkan tempat pelatihan dipusatkan di wisata Jopuro. Dengan alasan kawasan wisata tersebut dipilih karena memiliki daya tarik tersendiri dari pemandian alam yang langsung dari sumber mata air. Tidak hanya itu, lokasi Jopuro juga menjadi salah satu tujuan para wisatawan asing setelah berkunjunh ke wisata Kawah Ijen.

Pelatihan tersebut diikuti oleh 27 peserta, yang terdiri dari pekerja di sektor wisata baik pemandu wisata, pemuda bahkan ada masyarakat setempat yang turut menjadi bagian dari peserta kelas bahasa.

Seluruh peserta dibangi menjadi tiga kelas menurut peminatannya. Dengan jumlah peserta di kelas Bahasa Inggris sebanyak sembilan orang, di kelas Bahasa Jepang sebanyak delapan orang sedangkan kelas Bahasa Cina paling banyak diminati sebanyak 10 orang didalamnya.

Terpisah, ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Banyuwangi Andika, menyampaikan sangat mendukung kegiatan tersebut. Ia berharap dengan adanya program yang dijalankan oleh UB dapat membantu meningkatkan kualitas SDM untuk menunjang sektor wisata di Banyuwangi.

“Kami dari HPI Banyuwangi sangat mendukung program dari UB. Kami berharap pelatihan keterampilan bahasa asing tidak berhenti pada program ini. Namun, bisa lebih banyak program yang dilakukan untuk kemajuan pariwisata Banyuwangi. Sebab, kami masih butuh masukan dari berbagai kalangan termasuk UB untuk membangun SDM,” ungkapnya.

Terlihat peserta sangat antusias mengikuti pelatihan yang diselenggarakan UB. Seperti Yusita, salah satu peserta pelatihan yang mengambil kelas bahasa Jepang menyatakan sangat beruntung bisa mengikuti program tersebut.

“Saya sangat senang. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami para pegiat wisata. Seperti bahasa Jepang ini, Saya yang sebelumnya hanya tahu dari anime atau film, dengan pelatihan ini jadi tahu kosakata dan pelafalan bahasa Jepang yang benar. Kegiatan ini saya harapkan tidak hanya berhenti sampai di sini. Kami berharap pihak UB ada kegiatan lanjutan untuk membimbing kami,” papar Yusita.

Disisi lain, Yusri Fajar salah satu tim PMS yang juga sebagai pengajar bahasa Inggris berpesan pada para peserta, agar tidak menyerah dalam belajar bahasa asing. Sebab, belajar bahasa butuh waktu, niat, semangat dan motivasi yang tinggi.

Menurutnya, dengan menguasai bahasa asing maka akan lebih mudah mempromosikan wisata yang dimiliki ke tingkat internasional.

“Program ini memang dibatasi waktu. Namun, niat, semangat, dan motivasi yang tinggi adalah modal besar untuk cepat menguasai bahasa. Menguasai bahasa asing berarti akan memudahkan berkomunikasi dengan turis. Dapat berkomunikasi dengan turis berarti secara tidak langsung mempromosikan wisata secara internasional,” pungkasnya. (mg2/bob)

Baca berita ter-update di Google News Blok-a.com dan saluran Whatsapp Blok-a.com

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?