blok-A.com – Seorang mahasiswa asal Universitas Negeri Malang (UM) yang berinisial R, diduga melakukan aksi percobaan bunuh diri di wall climbing yang terdapat di area kampus tersebut pada Selasa (20/9/2022) malam.
Hal itu diketahui melalui sebuah video yang diunggah oleh akun TikTok @inidwiper pada hari yang sama dengan kejadian tersebut. Dalam video itu, terlihat lokasi kejadian yang telah didatangi oleh mobil kepolisian, damkar, ambulans, hingga warga sekitar.
Beruntungnya, pria berinisial R itu dapat dibujuk oleh para petugas kepolisian dan damkar untuk mengurungkan niat bunuh dirinya dan kemudian turun dari wall climbing.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata aksi percobaan bunuh diri tersebut dilatarbelakangi oleh depresi lantaran ditinggal ibunya meninggal dunia.
Polisi berhasil mengevakuasi mahasiswa tersebut, kemudian mengamankan dan membawanya untuk meminta keterangan lebih lanjut.
Terlepas dari berita tersebut, kasus percobaan bunuh diri memang sering terjadi. Organisasi kesehatan PBB, WHO (World Health Organization) mengungkapkan bahwa setiap tahun terdapat lebih dari 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri.
Kasus bunuh diri juga menduduki peringkat keempat dalam penyebab kematian terbanyak. Di mana rentang usia yang paling sering melakukan bunuh diri adalah sekitar 15-29 tahun.
Tentunya setiap orang yang melakukan percobaan bunuh diri memiliki alasan tersendiri, mengapa mereka ingin segera mengakhiri hidupnya lewat cara tersebut. Lantas apakah penyebab dan bagaimana cara menanganinya? Untuk itu simak ulasan berikut ini.
Penyebab Percobaan Bunuh Diri
Percobaan bunuh diri dapat dipicu oleh beberapa faktor. Biasanya keinginan tersebut muncul saat sedang menghadapi situasi yang sulit. Berikut beberapa penyebab bunuh diri yang sering terjadi:
- Menderita gangguan mental, seperti depresi, skizofrenia, atau gangguan bipolar
- Mengalami kekerasan psikologis, misalnya perundungan (bully)
- Menderita kecanduan alkohol
- Menderita penyakit parah, seperti kanker
- Mengalami tekanan batin, misalnya karena kehilangan pekerjaan, jabatan, atau kekayaan
- Mengalami masalah dalam kehidupan, misalnya perceraian, kehilangan atau kematian orang dekat
- Mengalami kekerasan seksual
Baca Juga:
- Cara Daftar Program Cek Kesehatan Gratis Tanpa BPJS dan Jenis Pemeriksaannya
- Deretan Workshop Kreatif Akhir Pekan di Malang, 8-9 Februari 2025
- Warga Talangagung Malang Tetap Santai di Tengah Kacaunya Kebijakan Elpiji Pemerintah
Tanda-tanda Percobaan Bunuh Diri
- Mengungkapkan rasa sakit, baik secara emosi atau fisik
- Berbicara tentang rasa bersalah atau malu
- Merasa menjadi beban bagi orang lain
- Memperlihatkan amarah atau berbicara tentang balas dendam
- Mengungkapkan perasaannya, seperti kosong, putus asa, dan tidak lagi memiliki alasan untuk hidup
- Mengutarakan keinginan untuk mati atau bunuh diri
- Sering berpikir atau berbicara tentang kematian.
Penanganan untuk Menghindari Percobaan Bunuh Diri
Percobaan bunuh diri sebenarnya dapat ditangani dengan banyak cara. Namun cara yang paling efektif biasanya melakukan konsultasi pada dokter atau psikiater agar dapat arahan serta penanganan lebih lanjut.
Berikut sejumlah penanganan untuk mengatasi kecenderungan seseorang melakukan percobaan bunuh diri:
- Psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif atau terapi perilaku dialektis (dialectic behaviour therapy), dengan berdiskusi bersama terapis mengenai masalah yang menimbulkan keinginan bunuh diri dan cara mengendalikan perasaan
- Obat-obatan, antara lain antidepresan, antipsikotik, dan anticemas, untuk meredakan gejala gangguan mental
- Penanganan kecanduan, seperti kecanduan alkohol atau NAPZA, yang mencakup detoksifikasi (pengeluaran racun dari tubuh), rehabilitasi, dan konseling berkelompok
- Dukungan dan bimbingan keluarga, misalnya dengan memahami situasi pasien, serta mendukung pasien dalam mengatasi masalahnya
Selain mendapatkan penanganan medis, keinginan melakukan percobaan bunuh diri dapat dicegah dengan cara mengubah pola hidup. Perubahan pola hidup tersebut di antaranya adalah:
- Beristirahat dan tidur yang cukup
- Berolahraga secara rutin
- Menghindari konsumsi minuman beralkohol
- Tidak menggunakan obat-obatan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
(hen)