Penembakan Brutal di Gereja Hamburg Jerman, Tujuh Nyawa Melayang

Polisi bersenjata di dekat lokasi penembakan, yang menewaskan enam orang, di Hamburg, Jerman.(Foto: Jonas Walzberg/AP)
Polisi bersenjata di dekat lokasi penembakan, yang menewaskan enam orang, di Hamburg, Jerman.(Foto: Jonas Walzberg/AP)

blok-a.com – Penembakan massal terjadi di sebuah Gereja, tepatnya dalam Aula Saksi Yehuwa di Kota Hamburg, Jerman Utara, Kamis (9/3/2023) waktu setempat. Tujuh orang dilaporkan meninggal dunia, termasuk di antaranya bayi yang belum lahir.

Polisi mengatakan, pelaku bertindak seorang diri dalam penembakan brutal itu, dan kemudian bunuh diri. Hingga kini motif penyerangan tersebut belum diketahui.

Melansir BBC, tersangka yang disebut sebagai Philipp F, dikatakan memiliki “perasaan tidak enak” terhadap komunitas agama yang pernah dia ikuti.

Dalam keterangan pers yang disampaikan pada Jumat (10/3/2023), polisi mengatakan empat pria dan dua wanita ditembak mati. Semua yang tewas adalah warga negara Jerman.

Dilaporkan seorang wanita yang tengah hamil tujuh bulan turut menjadi korban penembakan, hingga sang jabang bayi tewas. Sementara sang ibu selamat.

Baca Juga: Ini Identitas Pelaku Penembakan Massal Malam Imlek California

Polisi menuturkan, panggilan darurat pertama datang pada Kamis (9/3/2023) pukul 21:04 waktu setempat (20:04 GMT), untuk melaporkan bahwa tembakan telah dilakukan di gedung di jalan Deelböge, distrik Gross Borstel.

Petugas harus mendobrak jendela untuk memasuki gedung tempat berkumpulnya sekitar 50 orang itu.

Senator Jerman Andy Grote mengatakan “tindakan cepat dan tegas” oleh petugas polisi telah menyelamatkan banyak nyawa. Dia juga menggambarkan serangan itu sebagai “kejahatan terburuk” dalam sejarah Hamburg baru-baru ini.

Polisi mengonfirmasi bahwa mereka sebelumnya telah menerima informasi anonim yang menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan mental pelaku.

Petugas telah sempat memantau dan mengunjungi pelaku, tetapi tidak memiliki cukup alasan untuk mengambil senjatanya pada saat itu.

Seseorang yang merekam detik-detik penembakan tersebut, Gregor Miesbach mengatakan bahwa dia mendengar suara tembakan keras dan melihat pelaku menembak melalui jendela.

“Saya tidak menyadari apa yang terjadi. Saya merekam dengan telepon saya, dan hanya menyadari melalui zoom bahwa seseorang menembaki Saksi-Saksi Yehuwa,” ujarnya kepada surat kabar Bild.

“Saya mendengar suara tembakan keras… Saya melihat seorang pria dengan senjata api menembak melalui jendela dan merekamnya,” katanya.

Lara Bauch, seorang siswa berusia 23 tahun yang tinggal di dekat situ, mengatakan kepada kantor berita DPA bahwa ada sekitar empat semburan senjata pada saat itu.

“Beberapa tembakan ditembakkan di setiap semburan dengan jeda yang berlangsung kira-kira 20 detik hingga satu menit,” katanya.

Dia berkata bahwa dari jendelanya dia bisa melihat seseorang dengan panik berlari dari lantai dasar ke lantai pertama.

“Pria itu mengenakan pakaian gelap dan bergerak cepat,” tambahnya.

Penduduk setempat diimbau untuk tidak meninggalkan rumah mereka di tengah operasi polisi yang sedang berlangsung.

Rekaman menunjukkan polisi mengawal orang keluar dari ruang pertemuan, beberapa ke ambulans.

Dalam sebuah pernyataan, komunitas Saksi-Saksi Yehuwa di Jerman mengatakan keprihatinannya atas kasus tersebut.

“Sangat sedih atas serangan mengerikan terhadap anggotadi Balai Kerajaan di Hamburg setelah kebaktian,” tulis pernyataan tersebut.

Sebagai informasi, Jehovah’s Witnesses atau saksi-Saksi Yehuwa adalah anggota gerakan keagamaan berbasis Kristen, yang didirikan di AS pada akhir abad ke-19.

Dalam laporan terbarunya dari tahun 2022, gerakan tersebut mengatakan ada sekitar 8,7 juta Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia, termasuk sekitar 170.000 di Jerman.

Di kota Hamburg, diyakini terdapat hampir 4.000 anggota organisasi tersebut.

Jerman memiliki beberapa undang-undang senjata paling ketat di Eropa, termasuk klausul bahwa siapa pun yang berusia di bawah 25 tahun harus lulus evaluasi psikologis sebelum mendapatkan lisensi senjata.

Pada tahun 2021, ada sekitar satu juta pemilik senjata pribadi di Jerman, menurut National Firearms Registry.

Mereka menyumbang 5,7 juta senjata api legal dan suku cadang senjata api, sebagian besar dimiliki oleh pemburu.

Setelah penangkapan massal dilakukan Desember lalu sehubungan dengan rencana yang dicurigai untuk menggulingkan pemerintah, otoritas Jerman berencana untuk memperketat undang-undang senjata negara itu lebih jauh.(lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?