Kabupaten Malang, blok-a.com – Kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) di Kabupaten Malang mulai terkendali. Hal itu memberi dampak positif bagi pedagang hewan kurban mendekati lebaran Idul Adha 2023.
Salah satu pedagang sapi, Miskari mengatakan, melandainya kasus PMK di Kabupaten Malang memberi berkah bagi usahanya. Pria berusia 57 tahun ini mengaku mulai dibanjiri pesanan sejak awal bulan Mei lalu.
“Sejak awal bulan Mei kemarin sudah mulai banyak pesanan dari luar kota, mereka mulai inden dan memberi dp,” ucap Miskan saat ditemui Blok-a.com di kediamannya.
Dibandingkan tahun sebelumnya, Miska meyakini tahun ini akan ada lonjakan permintaan hewan untuk kebutuhan korban. Baik itu permintaan dari dalam maupun luar daerah.
“Tahun ini insyaallah dan semoga ada lonjakan, tahun kemarin sangat sedikit peminat. Mungkin karena PMK jadi peminat sapi beralih ke kambing,” katanya.
Pria yang sudah berkecimpung di dunia blantik sapi sejak tahun 2000an itu mengaku sempat mengalami keterpurukan dengan adanya wabah PMK yang sempat merugikan usahanya.
“Pendapatan sempat menurun, sedangkan pengeluaran lebih banyak karena PMK. Tahun kemarin hanya terjual 96 ekor saja, padahal tahun-tahun sebelumnya selalu ratusan sapi yang saya jual,” ungkapnya.
Sedangkan tahun ini, sejak H-30 lebaran Idul Adha ia sudah menerima pesanan dari luar daerah sebanyak 200 ekor sapi dengan berbagi jenis. Mulai dari harga terjangkau sampai dengan jenis sapi dengan harga tertinggi.
“Kalau pembelian dari dalam daerah, seringnya dikirim mendekati hari raya. Biasanya h-10 atau seminggu sebelum hari raya,” lanjutnya.
Meskipun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mengatakan kasus PMK melandai alias nihil kasus, namun ia tidak akan lengah untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk yang akan tejadi.
“Meskipun sudah tidak ada PMK, tetap was was. Jadi sebelum dikirim sapi harus dipastikan sehat dan pasti sudah divaksin sebelum di kirim ke pembeli,” ungkapnya.
Sejauh ini, ia mengaku sudah mendapat pesanan sapi untuk hewan kurban ke beberapa daerah. Kebanyakan pesanan dari kampus, sekolah maupun pondok pondok.
“Pesanan balik banyak di wilayah Jakarta, ada di Semarang. Kemarin juga mengirim ke wilayah jawa tengah sebanyak 23 sapi,” pungkasnya. (ptu/lio)