Pedagang Pasar Buku Wilis Malang Tak Risau Lagi saat Hujan Turun

Suasana Pasar Buku Wilis Malang, Rabu (21/2/2024) (blok-a/Satria Akbar Sigit)

 

Kota Malang, blok-a.com – Pasar Buku Wilis baru saja mengalami renovasi dan revitalisasi pada Agustus-Desember 2023 lalu. Berbagai sarana prasarana dibenahi dan diperbaiki, dan kini para pedagang buku mulai merasakan dampaknya.

Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang yang menaungi Pasar Buku Wilis melaksanakan revitalisasi dan renovasi tersebut setelah mendengar aspirasi para pedagang.

Salah satu dampak positif yang paling terasa adalah perbaikan saluran talang. Dulunya, di beberapa titik kerap terjadi kebocoran. Hal ini merugikan pedagang buku karena kadang kebocoran itu mengenai kertas yang gampang rusak.

“Dulu kalau hujan itu bocor, Mas. Sampai menetes ke buku, jadi ya beberapa pedagang kena rugi,” cerita Tri Wahyuni, salah satu pedagang buku yang mendiami kios ‘Dahsyat’ di Pasar Buku Wilis.

Tri bercerita bahwa air sering kali tidak datang dari atas saja, tapi juga dari bawah. Hal ini dikarenakan selokan terbuka tempat air mengalir juga sering meluap hingga menciprati buku-buku yang dipajang di lantai kios.

“Kalau hujannya lebat, itu selokannya kurang bisa menampung air. Jadi pas airnya banyak, itu menciprat ke mana-mana. Ada yang sampai banjir semata kaki lho, Mas,” tutur Tri.

Hal serupa diutarakan oleh pemilik kios K.20, Udit. Udit mengaku sudah lama berdagang di sana, dan baginya masalah dengan air hujan adalah yang paling ia gerami.

“Hujan itu, air kena ke buku, Mas. Menetes. Dan kadang tetesannya itu merembes, jadi bukan Cuma yang kiosnya bocor saja yang kena, tapi juga tetangganya,” tuturn Udit.

Kini, seluruh saluran talang di pasar tersebut sudah diperbaiki dan permasalahan air hujan baik dari atas maupun bawah sudah tidak lagi menerpa para pedagang buku di sana.

Tapi yang menarik, ternyata revitalisasi di bagian pasar lainnya lah yang menjadi favorit para pedagang buku. Perubahan fisik bagian depan pasar, yaitu pembongkaran tembok pembatas dan diganti dengan trap atau jalan berundaklah yang menjadi poin paling disukai oleh para pedagang.

“Ini kan dulunya ada temboknya, terus semua pembeli masuknya dari satu tangga saja. Nah itu kan agak merugikan penjual yang tempatnya agak jauh dari tangga masuk. Sekarang temboknya dirubuhkan dan diganti trap ini pembeli bisa masuk dari mana saja,” terang Tri.

Udit pun mengatakan hal serupa. Dengan perubahan konstruksi ini, pembeli memiliki akses masuk yang lebih luas dan akhirnya semua kios mendapat kesempatan untuk menawarkan produknya dengan lebih adil.

“Sekarang lebih adil, lah. Pembeli bisa masuk dari ujung sana atau ujung sana, bebas. Kan biasanya yang mereka datangi itu yang paling dekat dari tempat parkir mereka,” tutur Udit.

Kedua pedagang tersebut merasa bersyukur atas revonasi dan revitalisasi Pasar Buku Wilis yang telah dilaksanakan oleh Diskopindag. Mereka berharap nantinya akan terus ada inovasi yang dapat menarik pelanggan dan menyamankan para penjual.

“Alhamdulillah berarti aspirasi kami didengar. Saya dengar ada juga renccana pojok baca atau apa begitu, menurut saya bagus. Kalau banyak yang datang, apalagi baca buku, kan nanti kalau mereka tertarik baca bukunya beli di sini juga,” tutur Tri diiringi dengan tawa kecil. (mg1/bob)