Kota Malang, Blok-a.com – Memasuki musim pancaroba, Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA telah menjadi perhatian. Kasusnya sendiri di Kota Malang mencapai 43 ribu penderita. Data tersebut dalam kurun waktu awal tahun 2023 hingga bulan Juli silam. Meski mengalami penurunan dari tahun 2022 sebanyak 56 ribu penderita, namun masih belum bisa dianggap remeh. Terlebih, di saat cuaca pancaroba yang ekstrim.
“Iya kalau ini kan perubahan atau cuaca ekstrim atau masih kering cuaca kering debu banyak yang berterbangan. Itu debu di luar. debu di dalam rumah juga berpengaruh,” beber Kepala Dinas Kesehatan dr. Husnul Muarif, pada (25/9).
Dia menyebut, debu bisia menjadi penyebab warga di Kota Malang mengidap ISPA. Dia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak berkegiatan di luar rumah pada musim pancaroba. Upayakan durasi di luar rumah dikurangi atau dibatasi. Hal itu untuk menghindari debu yang beterbangan yang berkemungkinan masuk ke paru-paru.
“Masuknya (debu) lewat ke saluran pernafasan yang pertama itu hidung. Jadi kalau bisa ditutup sehingga partikel itu tidak banyak yang masuk,” paparnya
Husnul menyebut, memang hidung masih memiliki sistem pertahanan berupa bulu hidung. Akan tetapi, apabila diterpa oleh debu terus-menerus, debu itu bisa lolos.
“Tapi kalau keseringen dia akan lolos, sehingga masuklah ke aluran nafas bagian atas ke sini (tenggorokan), sehingga keluhan ada serik, ada gatel, ada batuk,” ungkap dia.
Debu tersebut akan masuk di badan setelah lolos dari pertahanan bulu hidung melalui tenggorokan. Lalu, akan muncul gejala tambahan, seperti keluhan tambahan berupa flu, bersin-bersin hingga suhu badan juga naik.
“Sehingga saat ini untuk prefentifnya upayakan untuk tidak terlalu lama di kegiatan luar. Apabila terpaksa harus pake alat pelindung diri berupa masker. Cepat menghubungi fasilitas kesehatan manakala ada gangguan sekalipun sedikit,” pesannya. (mg2/bob)