KOTA BATU – Selain menemukan beragam jenis alat musik dan memorabilia musisi dunia, Museum Musik Dunia di Jawa Timur Park (JTP) 3 menyimpan banyak alat-alat penyiaran musik sejak zaman dahulu. Salah satunya adalah radio lama yang jumlahnya ratusan.
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).
Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara, serta bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Sejarah radio dimulai di Inggris dan Amerika Serikat. Donald Mc Nicoll mengklaim awal mula radio yakni pada tahun 1802 ketika ditemukannya suatu pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa kawat beraliran listrik.
Penemuan berikutnya adalah oleh tiga orang cendikiawan muda, di antaranya adalah James Maxwell berkebangsaan Inggris pada tahun 1865. Ia dijuluki scientific father of wireless, karena jasanya dalam menemukan rumus-rumus yang diduga mewujudkan gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk radio dan televisi.
Pada tahun 1912, Edwin Howard Armstrong menemukan penguat gelombang radio, yang disebut juga sebagai radio amplifier.
Alat ini bekerja dengan cara menangkap sinyal elektromagnetik dari transmisi radio dan memberikan sinyal balik dari tabung. Dengan begitu, kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali per detik.
Kemudian, penggunaan radio sebagai alat media komunikasi massa mulai diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. Selanjutnya, Le De Forrest melalui eksperimen siaran radionya menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 1916, sehingga ia dikenal sebagai pelopor penyiaran radio di dunia.
Awalnya, sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui gelombang data yang kontinu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi frekuensi (FM).
Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio.
Saat ini radio dapat didengarkan melalui gadget Anda, berbeda halnya sebelum abad ke-20 ketika konsep nirkabel masih dianggap kisah fiksi semata.