Gresik, blok-a.com – Sulitnya lolos ujian Surat Izin Mengemudi (SIM) banyak dikeluhkan masyarakat. Sebenarnya ada alasan tertentu mengapa ujian SIM sangat sulit.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Firman Shantyabudi mengatakan, ujian SIM sengaja dibuat sulit agar peserta yang sudah dinyatakan lolos nantinya benar-benar memiliki kompetensi mumpuni. Sehingga, tingkat kecelakaan lalu lintas bisa ditekan.
“Sebab jalan itu merupakan daerah yang berbahaya. Naik motor, mobil, di situ ada namanya kecepatan. Kulit dan daging, bertemu aspal. Oleh karena itu, mengapa tak sembarang orang diberikan ijin (hanya lulus SIM),” katanya, dikutip blok-a.com, Rabu (2/8/2023).
“Jadi kita harapkan masyarakat juga tidak menilai salah ketika kita melakukan tes yang mereka anggap sulit. Namanya juga, seleksi. Kita buatnya tidak mengarang-ngarang karena ada tujuannya,” lanjut Firman.
Sebagai upaya memudahkan para pemohon SIM, Firman menyatakan bahwa pihaknya sudah menerbitkan buku panduan yang berisi tentang materi ujian mendapatkan SIM dan peraturan lalu lintas di jalan.
Masyarakat bisa membaca panduan tersebut sebelum mulai mengikuti ujian SIM.
“Dari sisi teori, kami dari Korlantas Polri sudah meluncurkan buku panduan. Jadi tak ada lagi yang bilang ujian itu misteri, ada bukunya. Kalau mau lulus, baca. Ada di situ peraturan lalu lintas, attitude berkendara, sampai ujiannya,” ucap Firman.
“Kalau itu memang sulit (ujian praktik), latihan. Jadi saya minta masyarakat juga paham bahwa itu untuk kepentingan mereka saat di jalan,” kata dia.
Evaluasi Uji SIM
Kendati demikian, beberapa waktu lalu Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta Korlantas Polri untuk mengevaluasi materi ujian untuk pembuatan SIM, khususnya dalam uji praktik.
Sebab beberapa materi seperti berkendara slalom dan di jalur angka delapan (8), agaknya sudah tidak relevan.
Atas hal ini, Firman mengatakan pihaknya sedang melakukan studi apakah memang diperlukan untuk perubahan materi uji atau hanya sekadar diremajakan saja layout ujiannya.
“Nah ini kita masih minta masukkan dari masing masing wilayah. Jadi mungkin bisa saja layoutnya yg kita rubah. Jadi yang tadinya orang melihat lapangan sudah ada traffic cone sudah trauma. Mungkin jadi seperti taman lalu lintas, barang kali. Bisa saja,” ucap dia.
Sebagai informasi, belakangan viral sebuah video seorang ibu di Gresik protes karena anaknya gagal ujian SIM sampai 13 kali di Satlantas Polres Gresik.
Dalam video berdurasi 4 menit 57 detik tersebut, wanita yang diketahui bernama Marita itu mengadukan ujian praktik SIM di Satlantas Polres Gresik.
Video tersebut viral di grup whatsapp serta media sosial dan sudah ditonton 30 ribu.
“Saya mau melaporkan ke pak Kapolri tadi pagi sempat adu mulut di Satlantas Gresik.”
Marita mengaku tidak ingin anaknya menjadi pemain sirkus karena ujian praktik SIM.
“Anak saya 13 kali gagal, saya tidak mau anak saya jadi pemain sirkus. Ternyata himbauan pak kapolri kemarin tidak dipakai, aturannya masih sulit. Saya ngamuk-ngamuk di sana,” tuturnya.(ivn/lio)