Mengaku Sebagai Wakil Nabi, Ini Isi Surat Pelaku Penembakan Kantor MUI

Lokasi penembakan kantor MUI Pusat. (ANTARA FOTO)
Lokasi penembakan kantor MUI pusat. (ANTARA FOTO)

Blok-a.com – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Asrorun Nia’m mengungkap isi surat yang diduga berasal dari pelaku penembakan kantor MUI.

Seperti diketahui, seorang pria bernama Mustopa pada Selasa (2/5/2023) kemarin, telah melepaskan tembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

Tembakan yang dilepaskan pelaku Mustopa menggunakan air softgun menyebabkan dua orang staf di Kantor MUI Pusat terluka.   

Sementara itu, pelaku Mustopa pingsan dan dibawa ke Puskesmas Menteng usai diamankan oleh Polsek Menteng. Pada saat diperiksa oleh dokter, pelaku dinyatakan meninggal dunia. Belum diketahui penyebab pasti kematian pelaku penembakan di Kantor Pusat MUI.

Sebelum melakukan aksinya, pelaku sempat meninggalkan sepucuk surat yang berisikan pengakuan wakil nabi.

Surat tersebut ditujukan kepada Ketua MUI Miftachul Akhyar. Terdapat tulisan ‘Surat yang ke-6’ pada bagian atas surat dan ditandatangani oleh pelaku yang bernama Mustopa.

Berikut isi surat pelaku penembakan kantor MUI Jakarta:

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan Hormat,

Bapak Ketua MUI saya akan terus-terusan mengeluh dan memohon atas nama Allah dan Rasul mewakili Nabi supaya Bapak mau saya ajak mempersatukan ummatnya biar keinginan tuhan terwujud dan Rasul/Nabi Muhammad Saw merasa senang melihat ummatnya bersatu seandainya nabi bisa menampakkan wujudnya nabi yang mengeluh dan memohon kepada Bapak supaya bapak mau mempersatukan dunia/Kita semua bukan Saya !

Jadi kalo bapak menolak saya berarti menolak Nabi yang ingin mempersatukan ummatnya yaitu kita semua maka dari itu Bapak Ketua tolong jangan kecewakan Rasul, Bapak kan tahu Rasul sangat saying kepada ummatnya bapak ketua.

Mengenai pernyataan saya selaku wakil nabi saya sudah 4 kali diproses dilampung, saya tidak dikatan mengada-ada/merekayasa atau bohong, lebih jelasnya Bapak Cek lagi menurut hukum Agama Qur’an dan Hadist, bapak punya wewenang penuh untuk menyalahkan atau menolak.

Bapak ketua seandainya rasul datang kepada saya secara bertamu yaitu menampakkan wujudnya pasti saya tolak saya tidak sanggup di 2003 saya sadar saya adalah orang yang diutus kalo saya bisa menemui Rasul pasti saya kembalikan dan seandainya tuhan mengutus lagi.

Sedangkan saya diancam oleh firman tuhan yang katanya akan dipotong seorang lidah hamba bilamana menyembunyikan kemampuannya jadi saya tidak punya pilihan selain kerja saya yakin duniapun tidak ada pilihan kalo tidak menerima saya tidak akan terjadi bersatu leher saya bisa dipenggal kalo pendapat saya salah.

Jadi tolong pak jangan sembunyikan kemampuan saya ummat sangat membutuhkan nya Bapak Ketua saya mohon perkenankan saya menghadap Bapak saya ingin bicara secara langsung dan mendengar jawaban bapak secara langsung kalo bapak mengindahkan harapan saya berarti bapak mengindahkan harapan Rasul/ Nabi Muhammad Saw.

sekali lagu saya mohon kepada Bapak jangan kecewakan Rasul mari kita persatukan dunia ini supaya Rasul merasa senang melihat ummatnya bersatu, sekian

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

(hen)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?