Kabupaten Malang, Blok-a.com – Sebanyak kurang lebih setengah dari jumlah keseluruhan banguan semi permanen yang disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terisi oleh pedagang makanan dan minuman. Namun, hingga hari ini mantan pedagang di Stadion Kanjuruhan masih keluhkan penjualannya sepi di tempat baru.
Dari pantauan Blok-a.com di lapangan, sejumlah pedagang yang dulunya berjualan di kios Stadion Kanjuruhan tengah sibuk mempersiapkan lapaknya untuk memulai aktivitas berdagang. Beberapa tampak memasang tenda untuk tempat duduk palanggannya.
Sementara itu pembeli pun cenderung sepi di sana. Hanya terlihat beberapa segerombolan yang ingin meninggalan kios makanan yang berukuran 3×4 meter itu.
Beberapa pembeli lainnya tengah menikmati hidangan makan siang. Salah satu pedagang yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, penjualan makanan maupun minumannya cenderung sepi seperti hari sebelumnya.
Ia menyebut, perbedaan cukup signifikan jika dibandingkan dengan sebelum adanya tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 silam.
“Ya seperti sampean lihat saat ini, sehari-hari ya begini ini. Masih sangat sepi, apalagi kalau pagi sampai siang hari,” ujarnya kepada Blok-a.com, Selasa (17/10/2023).
Kendati demikian, ia harus tetap bertahan untuk menghidupi keluarganya. Sejauh ini, ia hanya menggantungkan nasibnya pada event-event yang diadakan oleh Pemkab Malang melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) di area Stadion Kanjuruhan.
“Mau gimana lagi? Kita jalani saya, kalau hari Sabtu Minggu biasanya ya lebih rame dari hari biasa. Atau kalau ada kegiatan, ya Alhamdulillah masih ketolong,” ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang, Firmando Hasiholand Matondang menyebut, sejauh ini ada sebanyak kurang lebih 50 persen keterisian tempat relokasi semi permanen.
“Baru kios makanan saya yang terisi. Sedangkan yang kios penjual kaos masih belum, kan kalau penjual koas terkait sama pertandingan Arema. Ini yang masih tidak bisa kita fasilitasi untuk membuat keramaian,” ujar Firmando saat ditemui, Selasa (17/10/2023).
Selain penjual merchandise, penjual mebel juga tidak dapat menempati kios tersebut. Kendati demikian, Firmando menyiapkan opsi lain yakni beralih ke penjualan makanan untuk sementara waktu.
“Seluruh penjual makanan sepertinya sudah masuk, tinggal penjual jersey dan mebel, mereka gak mau. Dari kita juga ada larangan sih untuk mebel, jadi mereka silahkan kalau mau berganti produk makanan,” jelasnya.
Sejauh ini, lanjut Firmando, belum ada kendala yang dialami oleh pedagang. Hanya saja, lagi-lagi para pedagang masih mengeluhkan sepi pembeli.
Untuk menyiasati kendala tersebut, ia mengatakan akan terus melakukan upaya menciptakan beberapa event yang akan di pusatkan di Stadion Kanjuruhan.
Hal itu tersebut bertujuan untuk menarik massa agar berkunjung hingga dapat memutar perekonomian pedagamg di tempat relokasi sementara.
“Tidak ada kendala sejauh ini, kendalnya mereka merasa sepi saja. Mangknya, kedepan kita akan gerakan beberapa momen kegiatan, contohnya dalam waktu dekat ada event ‘Jatom Open’ itu salah satu event renang,” pungkasnya. (ptu/bob)