Kabupaten Malang, Blok-a.com – Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) menjadi ajang yang paling dinanti penyewa kostum di Desa Urek-Urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Pasalnya, menjelang dan pasca perayaan hari kemerdekaan merupakan masa kejayaannya. Ratusan kostum yang disediakan selama 10 tahun lamanya itu selalu ludes diserbu penyewa dari berbagai daerah.
Sholeh namanya, membawahi hampir 50 puluh muda-mudi di Desa Urek-Urek, Kecamatan Gondanglegi untuk berkreasi menciptakan berbagai bentuk kostum menarik telah ia telateni mulai dari awal tahun 2014.
Berbekal iseng dan coba-coba membuat kreasi yang ditampilkan pada event kecamatan kala itu, kini dirinya berhasil menciptakan ratusan kostum unik-unik yang memiliki nilai jual.
“Awalnya hanya iseng, dulu waktu 2013 terakhir kami ikut event pesona Gondanglegi iseng buat kostum sendiri sama anak-anak desa. Terus kok menarik dan banyak yang suka, jadi keterusan sampai sekarang,” terang Sholeh saat ditemui dikediamannya, Senin (8/8/202023).
Hingga awal 2014, Sholeh melabeli organisasinya bernama Official Akur. Kata ‘Akur’ tersebut diambil dari kepanjangan ‘Arek Urek-Urek’ yang memiliki arti ‘rukun’ dalam bahasa jawa.
Belajar secara ototidak berbekal tutorial dari Youtube, pada awal pembuatan 2014, Official Akur memulai berkreasi dengan membuat kostum Gladiayor dan hewan Srigala.
“Dari 2013 terakhir, kita dari nol sampai sekarang. Awalnya hanya kostum biasa. Istilahnya kita belum ada ilmu, karena anak-anak telaten, jadilah sampai sekarang ini,” tuturnya.
Saat merangkai kostum, tentunya ia memiliki beberapa kendala. Mulai dari menentukan jenis kostum, memilih bahan kain, hingga terbenturnya jadwal masing-masing anggota.
Namun, ia dan rekan-rekannya bisa menyiasati itu. Karena komitmen dan keuletan organisasi, ia dapat terus mengikuti event tahunan tingkat kecamatan dengan menampilan kostum yang berbeda dari tahun ke tahun.
Bahkan, kata Sholeh, ia sempat viral di media sosial (medsos) kala itu. Dengan menyuguhkan kostum Singa di tahun 2016, membuat nama Akur sempat melejit. Hingga ia mulai dibanjiri pesanan.
“Gara-gara kostum Singa ini, kami sempat viral. Sampai akhirnya banyak yang nyewa, karena menarik ya ukurannya juga besar. Kami buatnya full bulu putih,” jelas Sholeh.
Seiring berjalannya waktu, pesaing dari luar maupun dalam daerah mulai menjamur. Namun, ia tak pernah patah semangat. Kegigihan penyewa kostum asal Gondanglegi ini membawahi 50 remaja desa itu menjadi penguat tersendiri untuk ia terus berkarya.
Konsisten, hingga saat ini, karyanya pun memiliki ciri-ciri yang berbeda dari organisasi lain. Yakni, di setiap kostum yang ia buat selalu diberikan variasi bulu-bulu.
Bahkan, kata Sholeh, yang mengawali kostum bulu-bulu di Gondanglegi hanya dirinya. Identik itu sudah ia tanamkan sejak awal pembuatan kostum kala itu.
“Dari awal karya kami identiknya pasti ada bulu, apapun jenis kostumnya selalu saya selipkan bulu. Biar jadi pengingat orang-orang,” katanya.
Untuk menjajankan karyanya, Sholeh dan tim menawarkan melalui media sosial. Dari situlah, datang penyewa dari berbagai daerah.
Harga sewanya pun cukup beragam, ia membandrol satu kostum dengan harga mulai dari Rp400 ribu sampai dengan Rp800 ribu.
Dari pendapatannya itu, nantinya akan kembali untuk perawatan kostum, pembuatan kostum baru dan sisanya akan ia bagikan kepada organisasi dan muda mudi.
Lebih jauh, menjelang hari kemerdekaan membuatnya bernafas lebih lega. Bagaimana tidak, waktu yang ditunggu-tunggu akan segera tiba.
Sejumlah pesanan sewa telah ia terima sejak dua sampai tiga bulan terakhir, bahkan pesanan itu banjir hingga akhir tahun nanti.
Sebanyak 100 kostum lebih ludes terpesan, pemesannya pun hingga luar daerah. Bahkan, karena jam terbang yang terlalu padat. Ia juga menolak pembelian kostum.
“Paling jauh kita dari Jawa Barat, banyak yang kami tolak kalau luar daerah. Karena jauh, kita berat di ongkos. Banyak yang ingin beli juga, tapi karena gak ada waktu buat bikin, jadi sementara kita tolak dulu,” ucapnya.
Setelah mati suri selama dua tahun lamanya, karena pandemi. Kini, ia bisa kembali tersenyum. Hari kemerdekaan membawa berkah tersendiri untuk Sholeh dan tim.
Bahkan, ia tak menyangka. Pendapatannya melonjak jauh dari perkiraannya. Lonjakan itu mencapai 50 persen lebih katanya.
“Kita sudah full booking sampai Desember nanti, alhamdulillah pendapatan naik sampai 50 persen lebih dari dua tahun yang lalu karena pandemi. Tahun ini benar-benar diluar pikiran saya, alhamdulillah,” tutupnya. (ptu)