Kota Malang, Blok-a.com -Dalam rilis yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai angka inflasi Kota Malang pada Maret 2023, terungkap bahwa beberapa harga komoditas merupakan faktor utama yang menyumbang inflasi Kota Malang pada periode jelang lebaran.
Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS, tingkat inflasi Kota Malang pada tahun yang sama (year on year) mencapai 5,74 persen, yang lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi nasional sebesar 4,97 persen.
“Beberapa harga komoditas yang memengaruhi inflasi Kota Malang pada bulan Maret 2023 antara lain beras sebesar 1,96 persen, cabai rawit dan daging ayam ras masing-masing sebesar 5,09 persen,” kata Erny Fatma Kepala BPS Kota Malang Kamis (5/4/2023).
Terutama untuk cabai rawit, data yang dirilis oleh BPS Kota Malang menunjukkan bahwa komoditas tersebut merupakan faktor terbesar penyebab tingginya inflasi Kota Malang pada periode jelang lebaran tersebut, dengan peningkatan sebesar 19,49 persen.
“Harga bawang putih juga ikut berpengaruh dengan peningkatan sebesar 13,42 persen, serta beberapa harga komoditas lainnya,” ujarnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, mereka meminta kepada pemerintah daerah untuk mengawasi dan mencegah kenaikan harga bahan pokok yang penting selama bulan Ramadan dan menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
“Hal ini dikarenakan beberapa komoditas seperti daging ayam, telur ayam, cabai merah, dan beberapa komoditas lainnya dominan dalam menyumbang inflasi pada periode tersebut,” jelasnya.
“Saya benar-benar merasakan dampak kenaikan harga ayam yang terjadi sejak menjelang bulan puasa hingga saat ini,” kata Bu Dina penjual daging ayam Pasar Klojen.
Saat ini harga daging ayam mengalami kenaikan, dari yang sebelumnya Rp30 ribu menjadi Rp32 ribu. Hal ini pun akan diprediksi akan terjadi lagi menjelang lebaran.
“Saya merasa takut akan terjadi lonjakan harga yang signifikan menjelang hari raya Idul Fitri, seperti yang terjadi pada tahun 2022 lalu,” ujarnya.
Kenaikan harga yang signifikan tersebut dapat terjadi dalam waktu satu minggu sebelumnya.
“Pada tahun lalu, kenaikan harga bahkan mencapai Rp40 ribu lebih,” kata dia.
Berdasarkan pemantauan Blok a.com di Pasar Rakyat Klojen, beberapa bahan komoditas pangan mengalami kenaikan harga.
Harga kentang yang awalnya Rp12 ribu kini mencapai Rp17 ribu, sedangkan harga minyak naik dari Rp35 ribu menjadi Rp39 ribu.
Selain itu, bawang Bombay dan bawang putih juga mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai hampir Rp6 ribu di atas harga normal.
Ninik, seorang pedagang bawang, merasakan dampak kenaikan harga terhadap pemasukannya.
Namun, ia sudah terbiasa dengan fluktuasi harga di saat-saat tertentu, seperti menjelang bulan puasa atau lebaran.
Dalam momen puasa dan lebaran, harga-harga memang cenderung naik.
“Kami sudah siap-siap menghadapinya. Meskipun pendapatan menurun, kami masih bisa menjaga stabilitas usaha kami,” kata nanik.
“Semoga hal ini tetap berlangsung,” tandasnya. (bob)