KOTA BATU – Imbas kebijakan masuk Kota Batu wajib membawa hasil rapid test mulai nampak. Bertepatan dengan momen natal dan tahun baru 2021, hotel dan villa yang biasanya diserbu kini justru lesu. Okupansi jauh dari momen natal tahun lalu.
“Harganya ini lho sudah di turunkan banyak tapi ya tetep masih sedikit yang mau pesen. Kemarin habis ada peraturan SE walikota malah banyak yang pilih cancel,” ungkap Ketua Batu Homestay Association, Indra Tri Ariyanto, Jumat (24/12).
Padahal harga yang ditawarkan pun hanya mengalami kenaikan 30 sampai 50 persen. Tidak seperti tahun lalu yang dapat menaikan harga dua kali lipat namun masih tetap full booked. Misalnya untuk Homestay saat ini harganya Rp 750 ribu sampai Rp 1 juta untuk 1 rumah. Sedangkan untuk 1 kamarnya Rp 250 ribu sampai Rp 400 ribu.
“Kalau tahun kemarin villa sampai Rp 2 juta juga masih ada yang mau pesan. Sekarang sudah tidak ada. Harganya juga sudah turun tapi tetap,” imbuhnya.
Sementara tidak hanya villa dan homestay yang mengalami penurunan okupansi, hotel-hotel di Kota Batu pun juga mengalami hal yang serupa. Bahkan tamu yang telah melakukan booking kamar pun masih dikisaran 40 persen.
“Hotel sama saja, masih 40 persen okupansi yang telah terbooking. Padahal ini sudah masuk libur Natal tapi tetap sepi,” jelas Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi kepada Blok-A.
Padahal ditahun sebelumnya hotel-hotel di Kota Batu selama bulan Desember okupansi kamarnya bisa mencapai 80 persen. Pihaknya berharap saat libur akhir tahun bisa meningkatkan okupansi hotel.
“Kami berharap minimal bisa tembus 50 persen. Masih ada beberapa hari lagi menuju pergantian tahun. Semoga masih ada harapan,” harap Sujud.
Sedangkan untuk jumlah kamar yang diperbolehkan digunakan masih 50 persen dari total kapasitas keseluruhan kamar yang ada di hotel tersebut.