Hingga Agustus 2023, Ispa di Kabupaten Malang Mencapai 108 Ribu Kasus

Caption : Ilustrasi (iStock)
Caption : Ilustrasi (iStock)

Kabupaten Malang, Blok-a.com – Kualitas udara menjadi salah satu penyebab adanya kasus infeksi saluran penafasan akut (Ispa) di Kabupaten Malang. Sejak Januari hingga Agustus 2023, total keseluruhan mencapai 108 ribu kasus.

Hal tersebut dikatakan oleh Sub Koordinator Substansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Chairiyah.

“Terkait dengan jumlah kasus ispa secara keseluruhan pada tahun 2023 sampai dengan Agustus kemarin ada 108.830 kasus, kemudian tahun 2022 ada sebanyak 173.470 kasus,” beber Chairiyah kepada Blok-a.com, Selasa (19/9/2023).

Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut data Dinkes Kabupaten Malang di tahun 2021, sebanyak 131.746 kasus ispa di Kabupaten Malang. Data tersebut didapat dari adanya data pemeriksaan yang dilakukan di Puskesmas setempat.

Dikatakan Chairiyah, sejumlah faktor penyebab adanya peningkatan kasus diantaranya yakni adanya kualitas udara yang memburuk, gaya hidup yang tidak bersih dan sehat, mikro organisme yang lebih dari 300 jenis, serta masih banyak lainnya.

“Selain itu, dari faktor individu bisa juga karena kecukupan gizinya yang kurang. Terutama pada anak-anak yang tidak mengonsumsi asi ekslusif, ini yang rentan sekali terkena ispa. Adanya status imunisasi yang tidak lengkap itu juga sangat beresiko,” sambungnya.

Kendati demikian, Chairil menyebut adanya kasus kebarakan hutan dan lahan (Karhutlah) tidak memiliki dampak yang cukup signifikan pada peningkatan kasus ispa di Kabupaten Malang.

Namun, hal tersebut menjadi faktor resiko terhadap seorang yang rentan terinfeksi saluran penafasan. Terutama bagi warga yang berada di wilayah yang berdekatan dengan lokasi bencana karhutlah.

“Kalau dari data kami tidak terlalu signifikan untuk kenaikan kasusnya, tapi itu menjadi faktor resiko yang bisa terjadinya infeksi saluran penafasan akut. Kan kalau di malang udaranya masih bersih,” jelasnya.

Sementara itu saat disinggung dengan dimungkinkan ada kenaikan kasus di tahun 2023, ia tidak dapat memastikan hal tersebut.

Sebab, jika dihitung dengan estimasi sampai dengan akhir tahun ia menafsirkan akan ada peningkatan sampai dengan 160 ribu kasus.

“Jika dihitung rata-rata dan di kali sampai dengan akhir tahun maka kurang lebih sama dengan tahun 2022. Artinya tidak ada kenaikan yang signifikan, kalau pun ada kenaikam maupun penurunan tidak banyak,” pungkasnya. (ptu)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?