Blok-a.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) menantang para bakal calon presiden (bacapres) hadir ke kampusnya untuk melakukan debat.
Para bacapres yang diundang untuk melakukan debat dengan BEM UI itu diantaranya adalah Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Tantangan debat dari BEM UI ini dilayangkan usai Mahkamah Konstitusi (MK) merevisi materi Pasal 280 ayat (1) huruf h UU Pemilu.
Dalam perubahan pasal tersebut, peserta pemilu kini diperbolehkan menggunakan fasilitas pemerintah dan pendidikan untuk kampanye sepanjang mendapat izin dari penanggung jawab tempat dimaksud dan hadir tanpa atribut kampanye pemilu.
“Jika memang berani, silakan datang ke UI! @ganjarpranow@aniesbaswedan @prabowo kami siap menyampaikan aspirasi kami dan mendebat visi misi kalian,” ujar Ketua BEM UI Melki Sedek Huang melalui cuitannya, Senin (21/8/2023).
Melki mengatakan, tidak mau masa depan bangsa ini digantungkan pada calon pemimpin yang hanya berfokus pada kampanye, pencitraan, dan lip service tak bermutu.
“Kami siap menguliti isi pikiran tiap calon agar publik tak hanya dipenuhi agenda kampanye settingan dan lip service!,” lanjut Melki.
Menanggapi hal tersebut, bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, menyatakan bahwa dirinya siap menerima tantangan BEM UI.
“Yuk, kapan,” tulis Anies mengomentari salah satu portal berita yang memberitakan tantangan debat dari BEM UI tersebut pada Senin (21/8/2023).
Namun, respons berbeda disampaikan capres dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo. Ganjar tak mau langsung menerima tantangan tersebut. Gubernur Jawa Tengah itu meminta mahasiswa bersabar terkait debat capres Pilpres 2024.
“Debat opo? Sabar, wong belum apa-apa kok debat, sabar,” kata Ganjar dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan bakal calon presiden yang diusung partainya, Prabowo Subianto juga siap menerima tantangan tersebut.
“Bagus, bagus sekali. Sebetulnya Pak Prabowo siap, dan kami timnya Pak Prabowo juga siap,” kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Selasa (22/8/2023).
Habiburokhman menyarankan agar skema debat tersebut mestinya dibuat dalam beberapa level dan isu yang berbeda. Isu-isu tersebut meliputi ekonomi, hukum, hingga pendidikan.
(hen)