Blok-a.com – Tren penggunaan sound system raksasa (sound horeg), saat merayakan acara tertentu tengah marak di berbagai daerah. Tak jarang, banyak masyarakat berlomba-lomba mengadu sound raksasa dengan suara menggelegar saat mengadakan acara.
Namun, tren yang bertujuan memeriahkan acara ini, ternyata malah menimbulkan petaka. Pasalnya, getaran yang ditimbulkan oleh sound system raksasa dapat merusak fasilitas umum, termasuk juga rumah warga.
Resonansi amplitudo yang besar dapat menghasilkan getaran, sehingga getaran yang besar menimbulkan kerusakan yang tak jarang merogoh kocek warga sekitar.
Rapuhnya struktur rumah warga, akibat dimakan usia, juga jadi faktor kerusakan akibat sound horeg ini.
Berikut sejumlah kasus kerusakan rumah warga yang telah dirangkum oleh Blok-a.com berikut ini:
1. Plafon Warga Copot, Malang
Dampak getaran sound system raksasa (sound horeg) dirasakan oleh warga Desa Urek-Urek, Gondanglegi, Kabupaten Malang, pada Senin (7/8), malam.
Awalnya sound horeg digunakan sebagai pemeriah acara, dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia (HUT RI) yang digelar oleh warga setempat.
Nahasnya, akibat sound raksasa tersebut salah satu rumah warga yang bernama Ari Nur Alamsyah mengalami kerusakan ringan. Rumah tersebut mengalami kerusakan dibagian langit-langit atau plafon rumah yang jatuh berhamburan.
“Hanya kerusakan ringan, milik warga bernama Ari Nur Alamsyah,” ujar Taufik kepada wartawan di Mapolres Malang, Rabu (9/8/2023).
Karena kerusakan masih tergolong ringan, kemudian disepakati oleh Ari Nur Alamsyah selaku pemilik rumah, bahwa Ari tidak akan menuntut ganti rugi pada masyarakat setempat.
Ari ternyata juga tak mengetahui video kerusakan plafon di rumahnya ternyata viral di media sosial.
“Menurut Ari Nur Alamsyah pihaknya tidak tahu-menahu dengan adanya video viral itu, dan tidak merasa memposting video itu. Tapi diduga orang lain,” ujar Taufik.
Sementara itu Kapolsek Gondanglegi, Kompol Pujiyono menambahkan tidak ada aduan terkait peristiwa tersebut. Pujiyono juga menyebut tidak ada izin untuk menggelar kegiatan itu ke Polsek Gondanglegi. Namun pihaknya hanya menerima permohonan izin keramaian untuk menggelar karnaval.
2. Rusaknya 3 Rumah warga, Jember
Kerusakan selanjutnya juga dialami oleh warga Jember, kerusakan tersebut disebabkan oleh peserta yang menyalahi aturan pada acara Parade Sound System dan Dance Street, pada pukul 9 pagi sampai maghrib.
Acara yang berjalan cukup lama ini diikuti oleh puluhan kelompok masyarakat. Rute yang ditempuh pun cukup jauh yakni 4 km,
Melewati rute dari SP3 (pertigaan) Cumedak sampai Kantor Kecamatan Sumberjambe.
Peserta yang menyalahi aturan tersebut memasang posisi sound tidak sesuai aturan.
Pasalnya panitia sudah melarang peserta parede untuk memakai (truk) fuso, dan Penataan sound dihadapkan ke depan atau belakang.
Namun, peserta yang melanggar dan menyebabkan kerusakan pada rumah warga tersebut, memakai truk fuso dan menghadapkan sound ke arah kanan dan kiri
Sekitar 3 rumah warga, kacanya pecah dan membuat lubang pada bagian atap eternit rumah.
3 peserta yang dinilai melanggar ketentuan acara, tidak akan ditahan dan tetap diizinkan ikut parade tapi dengan syarat, membuat surat pernyataan. Surat pernyataan tersebut berisi kesediaannya mengganti rugi kerusakan rumah warga akibat pelanggaran ketentuan yang ditetapkan oleh panitia.
Jika pelanggar tidak mengganti rugi sesuai ketentuan, maka akan ada tindakan tegas yang dilayangkan ke peserta.
3. Dinding Rumah Rontok, Banyuwangi
Adu sound system yang digelar di lapangan Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar, Banyuwangi rutin digelar setiap akhir ramadhan per-tahunnya.
Acara yang dimulai sejak Rabu (19/4) tersebut diakhiri dengan takbir keliling untuk memeriahkan malam Hari Raya Idul Fitri.
Sebanyak 50 peserta ikut memeriahkan acara yang diperlombakan ini, agenda di hari pertama dan kedua yakni acara adu sound system. Sedangkan, di hari ketiga diadakan kirab dan takbir keliling.
Tak hanya peserta lokal yang ikut berpartisipasi dalam acara ini, acara yang diminati berbagai kalangan, terutama anak muda ini sukses menggiring peserta dari berbagai daerah untuk ikut memeriahkan acara ini.
Acara adu sound system yang cukup menggelegar, menyebabkan kerusakan rumah milik warga sekitar, salah satunya, kerusakan di bagian dinding rumah milik seorang warga.
Tak hanya satu, ternyata banyak warga yang mengalami kerontokan dinding. Warga yang geram pun segara melayangkan protes pada panitia, kemudian warga menulis surat pertanyaan dan surat tersebut ditandatangani oleh warga yang terdampak.