KOTA BATU – Ada banyak patung lilin dari musisi-musisi legendaris Indonesia yang diletakkan di Museum Musik Dunia Jawa Timur Park (JTP) 3, salah satunya adalah almarhum Chrisye.
Chrisye merupakan salah satu maestro musik pop Indonesia legendaris. Di Museum Musik Dunia, ada satu spot khusus yang diisi oleh patung lilin dan memorabilia peninggalannya.
H. Chrismansyah Rahadi yang lahir dengan nama Christian Rahadi atau yang lebih dikenal juga dengan nama panggung Chrisye ini merupakan seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia.
Dilahirkan dan besar di Jakarta bersama keluarga Tionghoa-Indonesia, Chrisye memang tertarik dengan musik sejak masih muda.
Pada tahun 1973, setelah mengambil cuti beberapa lama, dia mengikuti band Sabda Nada menuju New York, Manhattan untuk mulai merintis karir bermain musiknya.
Setelah kembali ke Indonesia untuk waktu singkat, dia sempat kembali lagi ke New York dengan band lain, The Pro’s.
Dikenal karena vokalnya yang halus dan gaya panggung yang kaku, Chrisye dianggap salah satu penyanyi Indonesia legendaris dengan banyak lagu hits.
Lima album yang termasuk karyanya dimuat dalam daftar 150 Album Indonesia Terbaik oleh majalah musik Rolling Stone Indonesia.
Lima lagunya juga pernah dimuat dalam daftar lagu terbaik oleh majalah yang sama pada tahun 2009. Beberapa albumnya bahkan mendapat sertifikasi perak atau lebih tinggi.
Selama hidup, Chrisye juga menerima dua lifetime achievement award. Satu pada tahun 1993 dari BASF Awards dan satu lagi pada tahun 2007 dari stasiun televisi SCTV.
Pada tahun 2011, Rolling Stone Indonesia mencatat Chrisye sebagai musisi Indonesia terbaik nomor tiga sepanjang masa.
Chrisye meninggal di rumahnya di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2007, setelah bertahun-tahun mengidap kanker paru-paru. Sang maestro meninggalkan seorang istri, Gusti Firoza Damayanti Noor, dan empat orang anaknya.