KOTA MALANG – Batu andesit yang terpasang di kawasan Kayutangan Heritage, tepatnya di sekitar monumen Chairil Anwar tampak longgar. Pada beberapa titik, jarak batu andesit kurang sempurna.
Hal tersebut membuat jalan menjadi berongga dan tidak rata. Sehingga, tatanan batu andesit bergoyang-goyang dan berbunyi saat dilewati kendaraan.
Menanggapi hal ini, Putri Anjani (21) salah satu pengendara yang melintas merasa tidak nyaman melewati tatanan batu andesit itu. Sebab, hal itu membuat motor yang ia kendarai menjadi tidak seimbang. Putri juga mendengar bunyi yang timbul akibat pertemuan ban kendaraan dengan batuan andesit.
“Nggak tahu sih bakal ngerusak ban apa enggak. Soalnya, kan bergelombang banget tuh dan kalau dilewati berbunyi klotak-klotak. Udah goyang, bunyi pula,” ujar Putri pada Blok A.
Putri yang merupakan mahasiswi Universitas Gadjah Mada itu membandingkan dengan yang pernah ia lalui dengan bundaran Tugu Yogyakarta. Di sana, kata Putri, jalan paving tertata dengan baik dan rapat sehingga nyaman dilewati.
“Nggak tahu sih di Tugu Jogja itu batu andesit atau bukan. Tapi di sana lebih rapi, motifnya juga kelihatan menarik,” tambahnya.
Keluhan serupa juga diungkapkan Wahyudi (35) warga Ketawanggede. Ia menilai batu andesit yang dipasang kurang nyaman dilewati. Menurutnya, batuan andesit perlu dikunci agar tidak menimbulkan rongga maupun gelombang.
Sementara, menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Kota Malang, Hadi Santoso membenarkan bahwa batuan andesit tersebut memang belum terkunci.
“Itu memang ujung-ujungnya belum terkunci. Sementara sampai sekarang masih jadi tanggung jawab pemborong. Karena belum diserahkan pada kami,” ujar Hadi.
Di sisi lain, Hadi juga mengungkapkan saat ini pihaknya belum bisa menganggarkan perbaikan di tahun ini. Sebab, anggaran tahun ini masih dilakukan refocusing. Ia memperkirakan penganggaran perbaikan bisa dilakukan tahun depan.