blok-A.com – Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengurangi peredaran elpiji 3 Kilogram dan akan menggantinya dengan kompor listrik, Senin (19/08/2022).
Elpiji 3 Kilogram akan segera dilakukan pengurangan secara bertahap, hal tersebut disampaikan langsung oleh Mentri EDSDM, Alifin Tasrif.
Dalam stetmennya Alifin mengatakan saat ini pemerintah bersama PT PLN (Persero) sedang menggencarkan program konversi kompor gas menjadi kompor listrik atau induksi untuk rumah tangga. Konversi ini jadi salah satu upaya mengurangi subsidi elpiji 3 Kilogram.
Namun, Alifin Abelum bisa memastikan apakah elpiji 3 kg akan dihapus seiring banyaknya produk alternatif. Ia hanya berharap beban subsidi elpiji 3 Kilogram yang mayoritas masih diimpor bisa terus ditekan tahun demi tahun.
“Diminimalkan, tapi ini kan it takes time (butuh) beberapa tahun. Mau nggak kita impor barang luar terus? Kan nggak mau,” papar Alifin.
Selain konversi ke kompor listrik, pemerintah juga mengandalkan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) menjadi produk substitusi impor elpiji. Menurut Arifin, proyek tersebut juga bisa mengurangi beban keuangan negara.
Jauh sebelumnya, hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan program konversi kompor listrik untuk rumah tangga bisa menghemat APBN hingga Rp 16,8 triliun untuk 15,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) per tahun.
Dirut PT PLN tersebut juga menjelaskan, angka tersebut didapat dari proses uji klinis yang sedang dilakukan PLN mulai tahun ini hingga tahun 2025. Adapun tahun ini, program konversi kompor induksi ditargetkan menyasar 300.000 KPM.
“Saving ini dari fakta bahwa per kilogram LPG, biaya keekonomiannya adalah sekitar Rp 20.000 sedangkan per kilogram listrik ekuivalen biaya keekonomiannya adalah sekitar Rp 11.300 per kilogram listrik ekuivalen,” jelas Darmawan.
Darmawan sebelumnya mengatakan untuk kelas masyarakat yang daya listriknya sudah 2.200 watt tidak akan jadi masalah dalam menggunakan kompor listrik. Sementara saat ini tercatat mayoritas masyarakat Indonesia masih menggunakan listrik berdaya 450 watt dan 900 watt atau subsidi.
“Banyak penggunaan listrik dayanya masih 900 watt, perlu ada strategi khusus dalam menambah daya jadi 2.200 watt. Penambahan daya akan difasilitasi,” kata Darmawan kepada CNBC Indonesia, jelas Darmawan.
Tidak hanya itu, Darmawan mengatakan kelak untuk kompor listrik pun akan tetap subsidi. Sebab, akan ada teknologi penghitungan yang dimiliki PLN yang bisa dihitung dan untuk penerima subsidi akan tetap mendapatkannya meski sudah beralih ke kompor listrik.
Adapun untuk keluarga yang sudah mampu, PLN pun memastikan dengan penggunaan kompor listrik akan lebih murah dibandingkan penggunaan elpiji. Darmawan pun akan memberikan fasilitas jika ada masyarakat yang ingin menaikan daya, termasuk ke depan menyiapkan utensil yang sesuai untuk kompor listrik hingga ke pasar tradisional. (mg2/bob)