Blok-a.com – Hujan lebat yang berlangsung selama lebih dari 1 minggu terakhir telah menyebabkan banjir besar dan tanah longsor di Korea Selatan (Korsel).
Hingga hari Selasa (18/07/2023), tercatat bahwa ada sekitar 10 ribu penduduk yang dievakuasi ke tempat penampungan sementara. Selain membuat ribuan penduduk mengungsi, banjir bandang di Korsel juga memakan puluhan korban jiwa.
Dirangkum Blok-a.com, Selasa (18/07/2023), berikut deretan fakta terkait banjir bandang di Korsel yang menewaskan puluhan orang.
1. Penyebab Banjir
Dilansir Reuters, Selasa (18/07/23), hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi berhari-hari menjadi penyebab sebagian wilayah di Korea Selatan terendam banjir.
Hujan deras di musim panas ini bahkan membuat meluapnya Bendungan Goesan di Provinsi Chungcheong Utara. Akibatnya banjir di beberapa wilayah juga tak terelakkan.
Menurut Badan cuaca Korea Selatan, beberapa wilayah di Korea Selatan akan terus diguyur oleh hujan lebat hingga Rabu (19/07/2023).
2. 41 Orang Tewas
Hingga Selasa (18/07/2023), Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa setidaknya 41 orang telah meninggal dunia. Kebanyakan korban tewas ditemukan tertimbun longsor atau jatuh ke dalam waduk yang meluap.
Dari total 41 orang yang tewas, sekitar 14 orang di antaranya merupakan korban yang terjebak di terowongan Kota Cheongju, Korea Selatan tengah.
Bencana mematikan itu juga membuat sekitar 10.976 orang dari 6.532 rumah tangga mengungsi karena khawatir akan kemungkinan terjadi bencana susulan.
3. Belasan Kendaraan Terjebak di Terowongan
Selain memakan puluhan korban, banjir mematikan di Korsel ini juga membuat belasan kendaraan yang terdiri dari mobil hingga bus, terjebak di underpass yang berada di kota Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara.
Meski belum diketahui jumlah pastinya, diperkirakan terdapat 19 kendaraan yang dilaporkan terjebak di terowongan tersebut.
“Kami fokus pada operasi pencarian karena kemungkinan ada lebih banyak orang di sana. Kami melakukan yang terbaik untuk menyelesaikannya hari ini,” ujar Seo Jeong-il, selaku kepala stasiun pemadam kebakaran Cheongju barat.
4. Layanan Kereta Sempat Dihentikan
Akses jalan yang tertutup air dan lumpur membuat layanan kereta api sempat dihentikan sejak Sabtu (15/07/2023).
Namun sebagian jalur kereta api tersebut telah kembali beroperasi mulai hari Senin (17/07/2023), meskipun masih mengalami penangguhan operasi karena kondisi cuaca buruk di beberapa daerah.
Kereta yang beroperasi juga dibatasi pada kecepatan maksimum 80 kilometer per jam, dan kecepatan pengoperasian di dalam terowongan juga dikurangi menjadi 25 kilometer per jam.
Perusahaan Kereta Api Korea, KORAIL mengatakan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk memastikan keamanan karena masih berpotensi adanya pelemahan tanah dan tanah longsor.
5. Pemerintah Korsel Tuai Kritikan
Insiden memicu pertanyaan dari banyak pihak mengenai upaya Korsel menanggulangi dan merespons dampak banjir. Beberapa sopir bahkan menyalahkan aparat karena tidak menutup akses underpass ketika banjir yang sudah diprediksi benar-benar datang.
Kritikan itu pun ditanggapi Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol. Pada Senin (17/07/2023), Yoon menggelar rapat antar-lembaga membahas tanggap bencana di negara tersebut.
Yoon lalu mengakui bahwa bencana mematikan itu tidak bisa terhindarkan karena buruknya manajemen di daerah rentan.
“Kami telah berulang kali menekankan kontrol akses ke area berbahaya dan evakuasi pencegahan sejak tahun lalu, tetap jika prinsip dasar tanggap bencana tidak dipertahankan, sulit untuk memastikan keamanan publik,” ucap Yoon dalam rapat tersebut. (hen)