Kota Malang, blok-a.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat tingginya angka kasus kanker serviks dan payudara di wilayah tersebut. Untuk mengurangi risiko, masyarakat diimbau melakukan deteksi dini, terutama karena seluruh puskesmas di Kota Malang telah memiliki fasilitas pemeriksaan untuk penyakit ini.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Malang, Meifta Eti Winindar, mengungkapkan bahwa dari 300 orang yang telah menjalani pemeriksaan, sekitar 12 persen berpotensi terkena kanker serviks dan payudara.
“Angka tersebut sangat besar, karena seharusnya tidak boleh lebih dari 10 persen. Kami berharap masyarakat bisa mendeteksi lebih awal agar tidak sampai stadium lanjut. Kalau masih stadium awal, kita masih bisa memberikan pelayanan. Konsepnya, sedini mungkin bisa dikenali, secepatnya kita bisa memberikan penanganan yang tidak terlambat,” ujar Meifta.
Sebagai langkah pencegahan kanker serviks, Dinkes Kota Malang juga menyediakan imunisasi Human Papillomavirus (HPV) gratis bagi anak sekolah, khususnya siswi kelas 5 dan 6 SD serta kelas 3 SMP.
“Saat ini, imunisasi HPV untuk siswa SMP kelas 3 kami targetkan selesai pada Februari 2025. Dari 6.500 target sasaran di Kota Malang, sudah sekitar 60 persen atau 3.000 siswa yang mendapatkan vaksin,” katanya.
Meifta berharap para orang tua mendukung program ini, mengingat biaya vaksin HPV di fasilitas kesehatan swasta bisa mencapai Rp 1 juta per dosis. Selain itu, Kota Malang telah mengajukan permintaan tambahan stok vaksin ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar cakupan imunisasi semakin luas.
Lebih lanjut, Meifta menjelaskan bahwa penyebab kanker ini tidak dapat ditentukan secara tunggal. Oleh karena itu, ia mengimbau perempuan yang sudah menikah atau berusia di atas 30 tahun untuk rutin menjalani pemeriksaan.
“Minimal enam bulan sekali melakukan pemeriksaan, baik di fasilitas kesehatan maupun secara mandiri. Jika ada benjolan kecil seperti bisul yang tidak terasa sakit, segera pastikan ke dokter,” tambahnya.
“Kanker serviks dan payudara lebih sering menyerang perempuan, sedangkan kasus pada laki-laki sangat jarang karena faktor hormonal. Dengan deteksi dini dan pencegahan yang tepat, diharapkan angka kasus kanker di Kota Malang dapat ditekan,” tutupnya. (yog/bob)