Kabupaten Malang, blok-a.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mewaspadai kasus campak. Dalam satu tahun sebelumnya yakni 2022, suspek campak yang diperiksa lebih dari 100, sementara yang terkonfirmasi sebanyak 8 kasus.
Mengingat hal tersebut, Dinkes Kabupaten Malang terus melakukan upaya tracking. Hingga penghujung bulan Januari 2023 ini, didapati sebanyak 21 suspek yang dikirim ke laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalaian Penyakit Dinas Kesehatan (Kabid P2P Dinkes) Kabupaten Malang Tri Awignami Astoeti.
Awignami mengatakan, Dinkes Provinsi Jawa Timur (Jatim) sebelumnya menargetkan agar Dinkes Kabupaten Malang dapat melakukan tracking 106 suspek campak selama 2022.
Pada praktiknya, Dinkes Kabupaten Malang selama periode 2022 menemukan 146 suspek campak. Namun kasus yang terkonfirmasi positif campak sekitar 8 orang.
Berdasarkan laporan yang diterima, untuk saat ini keseluruhan pasien campak tersebut telah dinyatakan sembuh. Sebanyak 3 pasien berasal dari Poncokusumo, tiga pasien dari Karangploso serta masing masing satu pasien dari Jabung Singosari.
“Terkonfirmasi yang betul-betul campak ada lima, rubella ada tiga berarti total delapan. Adapun untuk usianya, dua pasien tercatat sebagai bayi berusia sepuluh bulan. Sementara itu pasien lainnya berumur tiga sampai empat tahun,” jelasnya saat dikonfirmasih, Jumat (27/01/2023).
Di sisi lain, saat disinggung terkait peningkatan kasus, wanita yang kerap disapa Awig itu tak menyangkal. Sebab, di sepanjang tahun 2021 sebelumnya, tidak ditemukan kasus campak di Kabupaten Malang.
Sementara itu, Dinkes Provinsi Jatim telah menargetkan agar Kabupaten Malang dapat menemukan 52 kasus pada 2020. Kemudian juga harus menemukan 50 kasus pada tahun berikutnya, yang artinya di tahun 2021.
“Pandemi dua tahun tersebut tidak ditemukan,” tambahnya.
Sementara di tahun 2023 bulan Januari ini, dikatakan baru mengirimkan 21 suspek yang didapat ke Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.
“Yang dilaporkan saat ini dua puluh satu kasus dan masih terus dilakukan pemeriksaan suspek kedepan. Dengan target atau tracking sama dengan tahun sebelumnya yakni minimal 106,” tuturnya.
Dengan adanya temuan kasus ini, Awig menghimbau kepada orang tua untuk segera membawa anaknya melakukan imunisasi. Hal ini terutama untuk imunisasi campak, baik itu imunisasi rutin maupun BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
Untuk peningkatan yang cukup tinggi di Jatim, ia juga menekankan agar masyarakat perlu waspada dengan campak dengan menerapkan hidup bersih dan sehat. Termasuk juga pemenuhan gizi yang seimbang untuk balita dan batita.
“Cakupan imunisasi kita 97 persen yang lengkap, termasuk campak. Kalau dilihat di desa-desa ada memang yang masih butuh lebih merata. Selain terus diimbau juga perlu kesadaran kemauan masyarakat,” pungkasnya.(ptu/lio)
Discussion about this post