Kota Malang, Blok-a.com – Belakangan ini, tren berjualan kopi keliling semakin marak di sekitar Kota Malang. Kopi keliling merupakan salah satu inovasi baru untuk menjual menu coffee shop dengan konsep yang lebih ‘merakyat’. Rute yang sering dijumpai kopi keliling salah satunya di Jalan Veteran dekat dengan Kampus Brawijaya.
Kehadiran kopi keliling sebenarnya bukan fenomena yang sama sekali baru. Namun dalam setahun terakhir, Kopi keliling ini memiliki keunggulan harganya yang murah serta lebih praktis bisa dinikmati dimana saja.
Salah satu penjual dari kopi keliling yang bermerk Gok Kopi menjelaskan bahwa awalnya mereka hanya berjualan di sekitar Kota Surabaya. Namun seiring berkembangnya tren kopi keliling, mereka pun membuka cabang di Kota Malang sejak bulan Januari dengan total 6 gerobak.
“Sebenarnya Gok Kopi hanya berjualan di sekitar Kota Surabaya saja, namun seiring berkembangnya tren kopi keliling kami mulai membuka cabang di Kota Malang sejak bulan Januari tahun 2024 yang memiliki 6 gerobak jualan,” ujar Ardan, penjual Gok Kopi.
Daya tarik utama dari Gok kopi tentu saja harga yang ramah di kantong. Dengan harga mulai dari Rp8 ribu hingga Rp12 ribu, kopi ini dapat dinikmati oleh banyak orang, terutama mahasiswa.
Namun, berjualan Kopi Keliling di Kota Malang memiliki tantangan tersendiri. Mulai dari perdebatan iuran dengan tukang parkir hingga kejar-kejaran dengan Satpol PP. Terkadang, mereka harus rela payung dan baterai motor elektriknya disita oleh Satpol PP yang sedang menertibkan pedagang kaki lima.
“Hambatan saya ketika berjualan itu dengan adanya tukang parkir yang sering minta uang karena alasan iuran selain itu adanya Satpol PP yang melakukan razia pedagang kaki lima hingga melakukan tindakan dengan mengambil payung atau baterai sebagai peringatan,” ujar Ardan.
Meski begitu, Kopi Keliling kini jadi primadona baru masyarakat Kota Malang. Banyak pembeli beralih ke Kopi Keliling karena dinilai lebih praktis.
Salah satu pelanggan mengatakan, alasan untuk membeli kopi ini karena harganya yang ramah di kantong dan kemasannya yang praktis sehingga bisa diminum kapan saja.
“Menurut saya, harga dari kopi keliling ini sangat ramah di kantong dibandingkan dengan kopi yang ada di cafe, selain itu juga kemasannya yang sangat praktis sehingga bisa diminum kapan saja,” ujar Syafnat pembeli kopi keliling
Pembeli lain, Devi (38) mengatakan bahwa alasan yang pertama untuk memilih membeli kopi keliling ini karena untuk membantu pedagang keliling atau UMKM supaya tidak kalah saing dengan cafe yang instagramable.
“Alasan saya untuk membeli kopi ini karena ingin membantu pedagang keliling atau UMKM supaya tidak kalah saing dengan keberadaan cafe yang memiliki instagramable,” ujar Devi pembeli kopi keliling.
Penulis: Anwar Arya W (Mahasiswa Magang UTM)