Ternyata Ini Penyebab Menggilanya Penyebaran Narkoba di Indonesia

Ilustrasi mematikannya Narkoba (Sumber: Freepik)
Ilustrasi mematikannya Narkoba (Sumber: Freepik)

blok-a.com – Indonesia masih menjadi wilayah sasaran penyelundupan jaringan narkoba internasional, karena permintaan konsumsi narkoba masih tetap tinggi. Hal inilah penyebab kenapa jaringan gembong narkoba sangat sulit diberantas.

Seperti halnya di Gresik sebanyak 22 kasus dengan total 31 tersangka berhasil diungkap Polres Gresik dalam Operasi Tumpas Narkoba Semeru 2023. Tersangka ini terdiri dari penyalahgunaan narkoba sabu – sabu, ganja, ekstasi hingga peredaran pil koplo double L.

Dari kasus ini membuktikan luasnya peredaran narkoba di tanah air, pengguna dan pengedarnya pun tidak kenal umur hingga status sosial.

Dari permintaan yang melambung ini membuat para pengedar terus memutar otak, bagaimana agar dapat diedarkan dengan aman. Penyelundupan dari luar negeri pada 2021 80% melalui laut, namun untuk peredaran antar daerah melalui darat.

Maraknya peredaran narkoba di Indonesia disebabkan banyaknya pelabuhan tidak resmi atau biasa dikenal dengan pelabuhan tikus. Tempat ini dijadikan sebagai tempat favorit bagi pelaku pengedar narkoba. 

Terdapat beberapa cara yang dilakukan oleh pelaku dalam melakukan transaksi narkoba. Antara lain yaitu face to face, transaksi melalui kurir, pembelian langsung ke lokasi peredaran narkoba, sistem tempel (sistem tanam ranjau), serta sistem lempar lembing.

Bahkan kemudahan para pelaku untuk melancarkan aksinya, dipermudah oleh beberapa oknum aparat yang telah dipengaruhi hingga dibeli. Hasil dari penjualan yang menjanjikan pun ikut menjadi faktor kencangnya peredaran narkoba di Indonesia.

Karena penduduknya terbesar keempat didunia jadilah Indonesia pasar potensial sebagai pemasaran gelap narkoba. Para pengguna dan pengedar juga tidak serta merta langsung masuk ke jaringan sesat ini. 

Untuk para pengguna dapat mengonsumsi barang haram ini disebabkan oleh faktor ekonomi, pergaulan, dan gengsi. Faktor ini yang menyebabkan para pengguna tidak bisa lepas dari kebiasaannya.

Tidak jauh beda dengan pengguna, para pengedar juga memiliki faktor yang sama. Memenuhi kebutuhan sehari-hari, teman atau saudara yang mengiming-iming untuk ikut, serta butuh uang untuk memenuhi kebiasaan hedonismenya.

Menurut Indonesia Drugs Report BNN, 3 besar terbanyak pengungkapan kasus narkoba pada 2022, berada di Sumatera Utara sejumlah 6.077 kasus, Jawa Timur dengan 5.931 kasus, dan DKI Jakarta  dengan 3.511 kasus.

Angka kasus ini sangatlah tinggi, untuk total kasusnya  saja berjumlah 53.405 tersangka. Selain tersangka WNI ada juga tersangka WNA sebanyak 17 orang dari berbagai negara.

Demi memutus jaringan sindikat narkoba, perlu adanya kerjasama dengan instansi terkait serta masyarakat. Dalam hal ini seperti Pemerintah, TNI, Polri, dan media massa. Dengan begitu upaya memutus jaringan maupun menumpas sindikat peredaran gelap narkoba bisa berjalan dengan baik. (mg4)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?