Blok-a.com – Saat Lebaran tiba, setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan menu makanan khasnya masing-masing. Salah satunya adalah ketupat. Ini adalah menu andalan yang selalu tersaji saat Idulfitri di Indonesia.
Biasanya, hidangan ketupat dipadukan dengan opor ayam, sambal goreng ati, semur daging, kerupuk dan beberapa makanan lainnya.
Momen Lebaran Ketupat akan jatuh tepatnya satu minggu setelah perayaan hari raya Idul Fitri. Di beberapa tempat, lebaran ketupat ini juga dikenal sebagai kegiatan Syawalan.
Tak hanya sekedar hidangan, ketupat ternyata memiliki makna dan filosofi yang mendalam. Untuk mengetahuinya maknanya, simak artikel berikut ini.
Sejarah Ketupat
Pada abd ke-15, Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai salah satu simbol untuk perayaan Idul Fitri sejak Kerajaan Demak di bawah kepemimpinan Raden Patah. Dia membudayakan ketupat ba’da lebaran dan ba’da kupatan.
Ketupat bakda lebaran menandai saat hari raya Idul Fitri diharamkan untuk melakukan puasa, sedangkan bakda kupatan ialah melaksanakan puasa Syawal selama enam hari. Setelah itu, ada tradisi untuk memasak ketupat dan diantarkan kepada kerabat yang lebih tua sebagai lambang kebersamaan.
Ketupat ini juga bias ditemui di negara lain seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Sedangkan di Filphina juga terdapat makanan yang hampir sama dengan ketupat namun memiliki bentuk anyaman yang berbeda.
Tradisi mengkonsumsi ketupat di negara Indonesia memiliki keunikan tersendiri karena di negara Indonesia terdiri dari berbagai suku dan budaya yang memengaruhi preferensi makanan di setiap wilayah yang ada di Indonesia.
Makna Ketupat
Kupat merupakan singkatan dari frasa dalam bahasa Jawa ‘ngaku lepat’ atau mengakui kesalahan. Namun ada pula yang mengatakan jika kupat singkatan dari ‘laku papat’ atau empat tindakan. Di mana empat tindakan yang terkandung dalam kata ‘laku papat’ itu adalah lebaran, luberan, leburan dan laburan. Berikut makna empat sisi ketupat:
Lebaran : Satu sisi ketupat bermakna pintu maaf dibuka untuk orang lain.
Luberan : Sisi kedua ketupat bermakna melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.
Leburan : Sisi ketiga ketupat bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.
Laburan : Sisi terakhir ketupat memiliki makna menyucikan diri atau putih kembali seperti bayi.
Filosofi yang Terkandung di Setiap Elemen Ketupat
Janur
Daun kelapa muda atau janur menjadi pembungkus dari ketupat. Janur menurut filosofi Jawa merupakan kepanjangan dari sejatine nur. Artinya manusia berada dalam kondisi suci setelah berpuasa Ramadan. Dalam budaya Jawa, janur juga dipercaya sebagai tolak bala.
Bentuk dan anyaman ketupat
Anyaman ketupat memiliki detail rumit. Artinya, hidup manusia juga penuh dengan liku-liku, pasti ada kesalahan di dalamnya. Anyaman pada ketupat diharapkan memberikan penguatan satu sama lain antara jasmani dan rohani.
Bentuk segi empat pada ketupat juga melambangkan keempat nafsu dunia yaitu, amarah, rasa lapar, rasa ingin memiliki sesuatu yang indah, dan rasa ingin memaksakan diri. Orang yang memakan ketupat diibaratkan telah mampu mengendalikan keempat nafsu tersebut selama berpuasa.
Selain itu, bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna kiblat papat lima pancer yang berarti empat arah mata angin dan satu pusat yaitu arah jalan hidup manusia dimana puastnya adalah Allah SWT.
Isi ketupat
Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran. Ketika ketupat dibelah, warna putihnya melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan.
Hidangan pendamping
Ketupat biasanya disantap bersama hidangan pendamping berbahan santan seperti opor, rendang, atau gulai. Santan atau santen memiliki filosofi Jawa yaitu pangapunten atau memohon maaf. Dengan begitu, ketupat memiliki filosofi mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan.