Keren! Cerita Ibu-Ibu di Kota Malang Jadi Petani Sayuran Higienis, Hasilnya Dikirim Sampai Surabaya

Setyo Rahayu menunjukan hasil pertanian ibu-ibu Puri Cempaka Putih di acara Dispangtan Kota Malang, Rabu (6/3/2023) (blok-a/bob bimantara leander)
Setyo Rahayu menunjukan hasil pertanian ibu-ibu Puri Cempaka Putih di acara Dispangtan Kota Malang, Rabu (6/3/2023) (blok-a/bob bimantara leander)

Kota Malang, blok-a.com – Terbatasnya lahan pertanian di Kota Malang tidak membuat ibu-ibu Perumahan Puri Cempaka Putih Kota Malang malas untuk bertani.

Memanfaatkan lahan kosong sekitar 9 x 12 meter, ibu-ibu itu mulai menanam sayur seperti sawi hingga kangkung. Penanaman pertanian oleh ibu-ibu itu dilakukan sejak 2020 lalu saat pandemi Covid-19.

Ketua Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Dispangtan Kota Malang, Setyo Rahayu menjelaskan, ibu-ibu di Perumahan Puri Cempaka Putih itu cara bertaninya diajari oleh Dispangtan.

“Iya tahun 2020 lalu itu ada program dari Dispangtan bagaimana ketahanan pangan saat pandemi,” ujarnya.

Dengan memilih lahan kosong dan dibuat ruangan khusus untuk bertani, Setyo menjelaskan, ibu-ibu itu mulai bertanam sayuran itu.

Karena ingin higienis, sayuran yang ditanam dan diolah ibu-ibu tidak menggunakan pestisida.

“Ya tujuannya kan buat kesehatan jadi ya kami ini tidak pakai pestisida-nya. Kalau mengkonsumsi sayuran ini tidak ada bahan kimianya,” kata dia.

Setelah pandemi berlalu, ibu-ibu di Perumahan Puri Cempaka Putih Kota Malang itu masih menanam sayuran.

Kekinian, sayuran yang ditanam itu tidak hanya dikonsumsi oleh warga perumahan saja. Kini sayuran dari ibu-ibu juga dikirim ke daerah Tidar Kota Malang dan juga Surabaya.

“Kalau dulu hanya dikonsumsi warga sekitar. Saat ini kami ngirim ke Tidar dan juga Surabaya,” tuturnya.

Untuk pengiriman sendiri dilakukan setiap satu minggu sekali. Setiap pengiriman itu ada 25 kilogram sayuran dari tomat, kangkung hingga pakcoy.

“Dan alhamdulillah bisa menghidupi jadi tambahan rejeki ibu-ibu sekarang,” kata dia.

Agar menarik, sayuran yang diolah ibu-ibu ini diberi merek. Mereknya bernama sayur Mak Cemput. Juga ada bungkusnya berupa plastik.

Satu sayur yang dibungkus plastik itu pun dihargai Rp 7 ribu per bungkus.

“Ketika program dari Dispangtan ini usai kami menamainya Mak Cemput dan dijual Rp 7 ribu,” kata dia.

Terpisah, Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan terkesan akan olahan sayur dari ibu-ibu Puri Cempaka Putih itu.

Untuk itu, hasil pertanin ibu-ibu itu kini dipamerkan dengan hasil pertanian lainnya di acara Teknologi Pertanian dan Pameran Hasil Pertanian di halaman Mini Block Office belakang Balai Kota Malang, Senin (6/3/2023).

Iya ini kami gelar untuk mengenalkan produk-produk pertanian Kota Malang,” ujarnya.

Dalam giat ini terdapat 15 stand hasil pertanian yang berasal dari lima kecamatan dengan dampingan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kota Malang.

Dia menyebut yang dipamerkan dalam acara tersebut juga mempunyai karakteristik hasil pertaniannya.

“Masing-masing itu mempunyai karakteristik. Dan semoga di sini ini bisa mengenalkan begitu,” tuturnya. (bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?