Antisipasi Musim Penghujan, PUBMSDA Sidoarjo Kebut Normalisasi Sungai

Normalisasi Afvour Kedung Peluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo.
Normalisasi Sungai Afvour Kedung Peluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo.

Sidoarjo, blok-a.com – PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Sidoarjo, melakukan normalisasi sungai serta menyiagakan 34 pompa air di beberapa titik menjelang musim hujan tiba.

Saat ini, normalisasi dilakukan di Afvour Kedung Peluk, Kecamatan Candi, sepanjang 3 kilometer. Sekitar 600 meter sudah selesai dikerjakan. Diharapkan pengerjaannya rampung sebelum musim penghujan tiba.

“Semoga nanti dalam waktu satu bulan ke depan, untuk saluran Tekukpenjalin di Afvour Kedungpeluk ini ternormalisasi dengan baik,” ujar Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo Eko Dwi Saptono, Minggu (19/10/2025).

Dwi mengatakan, saat ini fokus pengerjaan normalisasi dilakukan di wilayah Timur Sidoarjo. Ada 4 titik pengerjaan normalisasi sungai yang menuju wilayah hilir.

“Harapan kami dengan normalisasi ini genangan-genangan air bisa dikurangi bahkan kalau bisa sudah tidak ada genangan lagi,” ujarnya.

Selain itu normalisasi sungai juga akan dilakukan Provinsi Jawa Timur sepanjang 7 kilometer.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas juga akan melakukan normalisasi sungai di wilayah Selatan Sidoarjo. Panjangnya 6 kilometer. BBWS Brantas juga berencana menormalisasi sungai di wilayah Utara Sidoarjo yang berada di Kecamatan Waru.

“Kami fokus dihilir semua dan nanti hilir sungai Mbah Gepuk mulai jembatan Kedungpeluk sampai ke wilayah pantai kurang lebih 7 kilometer akan di normalisasi Provinsi Jawa Timur,” jelasnya.

Pemkab Sidoarjo juga menyiagakan 34 pompa air. Salah satunya ditempatkan di empat desa di Tanggulangin yang mengalami penurunan tanah. Pompa-pompa itu siap digunakan jika terjadi genangan air di wilayah tersebut.

“Pompa kami jumlahnya 34 unit atau 34 rumah pompa. Semuanya sudah ready difungsikan jika terjadi genangan,” ujarnya.

Salah satu warga Perumahan Bumi Cabean Asri, Sri, menyambut baik normalisasi sungai yang dilakukan.

Menurutnya sungai Kedungpeluk yang persis berada di samping perumahannya kerap meluber saat hujan deras. Dampaknya beberapa wilayah perumahan terendam setinggi 40 cm.

“Bagus ada pengerukan sungai menghadapi musim penghujan,” ujar Sri, warga setempat.

Dijelaskannya, sungai Kedungpeluk menjadi titik kumpul aliran air dari berbagai arah. Aliran sungai dari atas kerap membawa ranting dan pohon liar seperti enceng gondok.

Hal itu yang menyebabkan tersumbatnya aliran sungai Kedungpeluk. Dampaknya genangan air terjadi di wilayahnya. Bahkan genangan air bisa terjadi selama seminggu.

“Inikan (Afvour Kedungpeluk) pembuangan air dari atas. Jadi di sini banjirnya paling awal, namun surutnya paling belakangan. Setelah pengerukan ini dilakukan, harapan kami banjir bisa cepatlah surut. Sehingga tidak mengganggu aktivitas warga,” ujarnya.(fah/kim)