Jakarta, blok-a.com – Studi penduduk menyatakan usia 17 – 39 tahun dikategorikan sebagai pemuda. Dalam pemilihan umum (Pemilu) ke depan, golongan pemuda ini akan menyumbangkan 60% dari total seluruh pemilih.
Secara garis besar suara pemuda ini menentukan arah masa depan bangsa.
Demikian diungkapkan Ketua DPW Partai Demokrat Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, usai menjadi pemateri pada konferensi ilmu sosial & ilmu politik ke-2, yang digelar oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS), di Gedung Pakarti Centre Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Emil yang juga Wakil Gubernur Jatim ini, menjelaskan, saat ini dibutuhkan mengedukasi terhadap anak-anak muda bahwa mereka memiliki peran penting menentuian arah masa depan bangsa.
Anak-anak muda itu harus merasa memiliki andil terhadap arah pembangunan bangsa dan kontribusinya terhadap demokrasi di Indonesia.
“Langkah yang harus dilakukan pemerintah adalah membuat anak muda merasakan negara hadir dan memberikan kemaslahatan bagi anak-anak muda. Sehingga mereka akan lebih aktif dalam perhelatan pemilu sebagai pemilih,” jelasnya.
Jangan Jadi Superfisial
Yang dikhawatirkan justru mereka merasa tidak merasakan kehadiran negara dan akan muncul pragmatisme politik, yang larinya kepada hal-hal yang sifatnya moneter, dan kadang yang saya sebut tadi, superfisial.
Sementara superfisial disini adalah menentukan pilihan berdasarkan hal-hal yang hanya bisa dilihat di permukaan saja, tidak ada upaya untuk menggali lebih apa-apa yang akan dipilih.
“Superfisial adalah ya istilahnya begini; ya udah deh pilih aja yang lucu aja, yang seru aja, yang asik aja gitu kan padahal sebenarnya banyak hal-hal yang sangat fundamental yang harus kita pikirkan ke depannya,” kata Emil.
Wagub Emil mengungkapkan bahwa menggali lebih dalam terhadap sosok atau figur yang akan dipilih adalah hal penting. Karena menurutnya dengan menggali lebih dalam maka kapasitas dan kapabilitas seseorang akan lebih jelas tergambar.
“Lihat track recordnya, ya lihat rekam jejaknya, dan inilah yang kita harapkan bisa kita mulai bangun. Kami berharap pemerintah termasuk Pemprov gitu ya bisa lebih connect lagi, bisa tersambung lagi dengan mereka, dan merasa bahwa negara itu hadir untuk mereka,” ungkapnya.
Hal lain, lanjut Emil Dardak, yang harus dibangun agar anak-anak muda memahami kehadiran pemerintah adalah mengedukasi mereka agar melihat keterkaitan antara stabilitas ekonomi antara stabilitas sosial politik, iklim investasi dengan lapangan kerja.
“Kalau ini bisa kita bangun mereka mungkin akan lebih, bukan untuk supaya mereka senang sama kita hari ini, tetapi penting sekali untuk mereka dalam proses pemilu nanti akan menghindari sifat-sifat atau sikap-sikap pragmatis politik,” terangnya.
Hindari Silent Majority
Mantan Bupati Trenggalek ini juga menambahkan pentingnya anak-anak muda mengetahui proses panjang yang harus dilakukan untuk menghasilkan sebuah kebijakan, pelayanan dan fasilitasi yang berkelanjutan bagi masyarakat luas.
Dari situ, lanjut Emil Dardak, para pemuda akan memahami ada proses panjang yang dijalankan oleh seorang figur atas kebijakan yang diambil untuk kemaslahatan masyarakat.
“Ini kita harap behind the story atau di belakang layar ini juga Mulai diperhatikan,” imbuhnya.
Ia juga meminta agar anak-anak muda tidak menjadi silent majority.
Yaitu mengeluhkan situasi. Mendukung pemerintah tetapi tidak turut membantu menyukseskan program pemerintah untuk masyarakat.
Pada akhirnya yang lebih didengar adalah yang vokal yang nyaring tapi sebenarnya tidak merepresentasikan sesuatu.
“Kadang-kadang kita mengeluh banjir tapi pas mau normalisasi kita nggak mau ikut dukung pemerintah saat ada yang ini nggak mau direlokasi,” tuturnya.
Di akhir Emil Dardak kembali menekankan agar anak-anak muda menggali lebih dalam sosok atau figur yang akan mereka pilih saat pemilihan umum kelak.
Ia menegaskan agar tidak menilai seseorang hanya berdasarkan video-video pendek yang beredar di media sosial semata.
“Jadi menurut saya hari ini, maksudnya gini kalau udah seneng sama orangnya gali lebih dalam dong, jangan konten yang serunya aja yang dilihat,” pungkasnya, Selasa (14/3/2023).(kim/lio)
Discussion about this post