Kota Malang, blok-a.com – Tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada Serentak 2024 di Kota Malang mengalami penurunan dibandingkan Pemilu Februari 2024. Faktor kejenuhan dan waktu yang berdekatan antara dua agenda politik ini disebut menjadi penyebab utama.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang, M. Toyyib, mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat dalam Pilkada Serentak hanya mencapai 60 hingga 70 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan Pemilu sebelumnya, yang berhasil mencatat partisipasi hingga 82 persen.
“Kalau berkaca pada Pemilu Februari kemarin, itu kan partisipasi masyarakat mencapai 82 persen dari jumlah DPT. Kalau saya lihat di lapangan kemarin, masyarakat yang datang untuk menggunakan hak suaranya itu sekitar 60-70 persen, tapi itu bagus sudah,” ujar M. Toyyib, Selasa (28/11).
Menurut Toyyib, kejenuhan masyarakat menjadi faktor signifikan yang menyebabkan menurunnya partisipasi. Rentang waktu yang terlalu dekat antara Pemilu dan Pilkada membuat masyarakat merasa lelah dan jenuh terhadap proses politik yang berulang.
Toyyib juga menambahkan bahwa dinamika politik pasca-Pemilu hingga Pilkada turut memengaruhi antusiasme masyarakat.
“Di sisi lain, bisa jadi proses kampanye yang dilakukan peserta Pilkada ini kurang maksimal. Tapi saya pikir kalau sosialisasi, kami selalu melakukan sosialisasi baik itu turun langsung ke sekolah, tidak ada hari kosong untuk sosialisasi,” bebernya.
Meski mengalami penurunan, tingkat partisipasi masyarakat masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara maju.
“Dalam proses seperti ini, di negara maju pun tingkat partisipasi 60-70 persen itu sudah biasa. Justru tingkat partisipasi di Indonesia dalam pemilu itu dianggap tinggi oleh negara maju seperti di Amerika, kemudian negara-negara di Eropa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Toyyib menegaskan bahwa penurunan partisipasi merupakan bagian dari proses demokrasi yang harus dihormati. Menurutnya, hak untuk memilih atau tidak memilih adalah pilihan individu masing-masing.
“Dalam demokrasi, melawan bumbung kosong dan kalah, itu pun wajar, bagian dari demokrasi juga,” tutup Toyyib.(mg1/lio)