Kota Malang, blok-A.com – Sekertaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB), Rakai Hino bersama dengan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Malang, Dian Kuntari meninjau proyek zona tiga Kayutangan Heritage Kota Malang, Jumat (21/10/2022).
Hasilnya, di sana terdapat temuan rel kereta api diduga peninggalan zaman Kolonial Belanda pada proyek zona tiga Kayutangan, Jumat (21/10/2022).
Menurut Hino sebagai pakar budaya, rel tersebut merupakan rel bersejarah yang merupakan simbol dari Malang Stoomtrammaatschappij (MSM). Rel itu tersingkap di perbaikan jalan berupa batu andesit Kayutangan Heritage.
“Padahal ini rel bersejarah banget, ini simbol dari MSM jurusan Jagalan – Blimbing lewatnya tengah alun alun dan depan RSSA situ sampai stasiun Blimbing, untuk ngangkut transportasi manusia, rel ini sebagai bukti bahwa kota Malanh dulu sebagai kota bekembang dalam bisang perkebunan,” jelasnya.
Dia menyayangkan rel bersejarah itu bisa tersingkap di poryek Kayutangan Heritage. Seharusnynya Hino pun menuturkan pihak TACB dan Disdikbud Kota Malang dilibatkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang dalam pengerjaan ketiga titik zona Kayutangan.
“Gak tau PUPR gimana, toh selama pengerjaan zona satu dua tiga titik ini, bidang kebudayaan yang seharusnya dilibatkan katanya Kayutangan ini Heritage tapi bidang kebudayaan tidak dilibatkan untuk pengerjaan seperti ini,” tuturnya saat ditemui blok-A.com.
Sementara dari pantauan blok-A.com di lapangan, memang benar adanya terdapat rel kereta api yang tersingkap oleh pengerjaan proyek zona tiga Kayutangan Heritage.
Sebagai sekertaris TACB kota Malang, Hino berharap kedepannya pedestrian yang di dalamnya terdapat rel kereta api peninggalan bersejarah musti diberi tanda. Tujuannya untuk mengetahui bahwa di dalam pendestian tersebut ada peninggalan sejarah.
“Kita dari TACB mengharapkan ada lah tanda untuk informasi, kalau pak Wali dulu menyetujui batu andesitnya dulu dikasih tanda diwarna jadi beda dari yang itu (yang tidak dilalui rel kereta api),” pungkas Hino.
Lebih lanjut, Kabid Kebudayaan, Dian Kuntari menuturkan kemungkinan akan ditambahkan board untuk mempelajari tentang sejarah transportasi yang ada di kota Malang seperti peninggalan rel kereta.
“Board nanti bisa diletakkan di taman monumen Chairil Anwar, bagi yang mau belajar sejarah selain menorehkan tentang Chairil Anwar bisa juga belajar tentang transportasi zaman kolonial bisa di ungkapkan di situ,” pungkasnya. (ptu/bob)