Kota Malang, blok-a.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menetapkan target investasi tahun 2025 sebesar Rp 1,6 triliun, meningkat Rp 200 miliar dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini didasari capaian positif tahun 2024.
Pada tahun 2024 realisasi investasi berhasil menembus Rp2,8 triliun, atau dua kali lipat dari target tahun itu yakni sebesar Rp1,4 triliun.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan, menyebut kenaikan target ini menunjukkan potensi investasi di Kota Malang masih sangat besar.
“Investasi yang masuk Kota Malang pada periode 2024 Rp 2,8 triliun atau dua kali lipat dari target yang dibebankan oleh pemerintah provinsi. Kenaikannya 100 persen,” ujar Arif, Rabu (30/4/2025).
Ia menjelaskan bahwa kenaikan target investasi sebesar Rp200 miliar pada tahun ini merupakan tren yang sudah berjalan sejak 2023. Pada tahun tersebut, target investasi sebesar Rp1,2 triliun terealisasi Rp2,2 triliun, sedangkan pada 2024 target naik menjadi Rp1,4 triliun dan kini pada 2025 mencapai Rp1,6 triliun.
Sektor yang paling banyak menyumbang realisasi investasi di Kota Malang adalah perhotelan dan perumahan. Arif menyebut saat ini telah ada tiga proyek pembangunan hotel yang telah mengantongi izin, salah satunya berlokasi di kawasan Suhat (Soekarno-Hatta).
“Yang izinnya sudah maju di kita, sekitar 3 hotel termasuk yang ada di wilayah Suhat. Paling banyak memang di sektor hotel dan perumahan,” jelasnya.
Meski capaian tahun lalu menggembirakan, Arif mengakui tantangan investasi di Kota Malang di tahun ini semakin kompleks, terutama karena keterbatasan lahan dan proses perizinan yang ketat.
“Agak sulit memang sekarang. Banyak investor juga masih pikir-pikir dan lahan di kita sudah semakin minim. Jadi harus pintar-pintar memanfaatkannya,” ucapnya.
Untuk itu, Pemkot Malang dituntut lebih aktif dalam memfasilitasi dan merangkul calon investor agar rencana investasi dapat direalisasikan. Jika tidak, potensi kegagalan bisa berdampak langsung pada capaian target investasi.
“Sekarang sulit memang. Jadi kita harus bisa memilah dan memberi ruang bagi mereka (investor),” tutup Arif. (yog)