Kota Malang, Blok-a.com – Usai viralnya warga Kelurahan Mergosono dan Bumiayu menyeberang Sungai Brantas menggunakan perahu rakit akibat perbaikan Jembatan Lembayung, akhirnya mendapatkan respon dari beberapa pihak. Pemerintah Kota Malang (Pemkot Malang) minta pembangunan dipercepat. Pasalnya, penggunaan perahu rakit untuk menyeberang sangat beresiko.
“Untuk perahu getek ini tadi sudah saya coba dan perlu dipertimbangkan aspek keamanannya. Ini (perahu) tidak aman dan berbahaya apalagi sebentar lagi kita akan memasuki musim penghujan,” terang Wahyu.
Dia menyebut pembangunan jembatan harus dipercepat. Targetnya, akhir bulan November jembatan tersebut harus bisa dilewati oleh pengguna jalan.
Dia meminta, bagian pejalan kaki di jembatan tersebut diselesaikan terlebih dahulu. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan penyeberangan masyarakat sekitar.
Nantinya, jembatan tersebut akan terbagi menjadi dua bagian, dimana terdapat jalur kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Sementara, untuk siswa sekolah sudah disediakan mobil antar jemput.
“Saya sudah sampaikan ke Kadis PUPR dan pelaksana minta untuk dipercepat khususnya yang untuk pejalan kaki. Insyaallah akhir November nanti semua pekerjaan ini selesai,” jelasnya.
Setelah meninjau jembatan, Wahyu bergegas menuju lokasi tempat perahu getek yang sempat viral beberapa hari ini. Dia juga sempat mencoba menyeberangi sungai menuju SMP Negeri 27 yang terletak di Kelurahan Bumiayu.
Terkait izin, Wahyu menyebut Pemkot Malang tidak memberikan larangan. Hanya saja dia mengingatkan kondisi perahu yang tidak aman bila digunakan terlebih saat memasuki musim penghujan. Larangan hanya berlaku untuk siswa yang berangkat sekolah menggunakan perahu rakit.
Namun, dia meminta kepada inisiator perahu rakit untuk memenuhi aspek keamanan perahu. Seperti penyediaan pelampung atau pembatas perahu.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Jembatan Lembayung semenjak 18 September silam harus disterilkan dari semua kendaraan. Warga dilarang melintas menggunakan jembatan tersebut sehingga menyeberang menggunakan perahu rakit. (mg2/bob)