Pemkab Mojokerto Gelar Evaluasi Penanganan Bencana Hidrometeorologi

Rapat evaluasi penaggulangan bencana alam di pemkab Mojokerto.(blok-a.com/Syahrul Wijaya)
Rapat evaluasi penaggulangan bencana alam di pemkab Mojokerto.(blok-a.com/Syahrul Wijaya)

Mojokerto, blok-a.com – Untuk menanggulangi bencana alam yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Mojokerto belakangan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menggelar evaluasi dan paparan penanganan bencana hidrometeorologi pada Senin (9/12/2024), bertempat di Smartroom Satya Bina Karya (SBK).

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh kepala dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para camat se-Kabupaten Mojokerto, serta direktur rumah sakit umum daerah (RSUD). Rapat dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto, Teguh Gunarko, dan turut dihadiri langsung oleh Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati.

Dalam arahannya, Bupati Ikfina mengapresiasi kesigapan seluruh OPD dalam menghadapi bencana yang telah terjadi. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi antarinstansi, termasuk dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, untuk mengatasi dampak bencana.

“Saya berterima kasih sebesar-besarnya atas respon cepat dari seluruh Kepala OPD. Yang paling penting adalah kita harus terus berkoordinasi karena kita tidak bisa menyelesaikan ini sendiri. Kita juga harus menjalin komunikasi dengan pihak lain, termasuk Pemprov Jawa Timur,” ujar Bupati Ikfina.

Kabupaten Mojokerto telah menghadapi sejumlah bencana sejak awal Desember, seperti tanah longsor, banjir luapan, dan angin kencang.

Dalam rapat tersebut, Sekda Teguh Gunarko menginstruksikan sejumlah langkah konkret kepada dinas terkait, termasuk percepatan pemangkasan pohon di daerah rawan angin kencang, seperti Mojosari.

“Pemangkasan pohon di Mojosari dan sekitarnya harus segera dipercepat karena sangat rawan tumbang saat angin kencang menerpa,” tegas Teguh.

Ia juga meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto untuk selalu siaga memberikan pertolongan kepada warga terdampak. Armada mobil kesehatan dari Dinas Kesehatan dan RSUD diminta untuk siap menghadapi situasi darurat.

“Saya minta mobil kesehatan tetap siaga, dan RSUD juga harus siap kapan saja,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, sejumlah dinas menyampaikan laporan terkait langkah yang telah diambil untuk menangani bencana.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Yoi Afrida, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan tindakan cepat untuk mengatasi banjir dan tanah longsor, seperti pembuatan tanggul darurat menggunakan karung pasir dan gedekan (anyaman bambu), serta pembersihan sampah yang terbawa arus banjir untuk mencegah penyumbatan.

“Untuk banjir dan tanah longsor, kami sudah membuat tanggul darurat dan membersihkan sampah yang menyumbat aliran air,” jelas Yoi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Rinaldi Rizal, melaporkan bahwa penyumbatan arus sungai di beberapa titik, seperti Desa Tempuran (Kecamatan Sooko), Desa Salem (Kecamatan Bangsal), dan Desa Jumeneng (Kecamatan Mojoanyar), disebabkan oleh banyaknya eceng gondok dan kangkung yang tumbuh liar. Kondisi ini tidak hanya memicu banjir tetapi juga merusak infrastruktur jembatan.

“Kami telah melakukan pembersihan eceng gondok dan kangkung untuk memperlancar aliran sungai. Dalam proses ini, kami berkoordinasi dengan BBWS Brantas,” terang Rinaldi.

Melalui rapat ini, Pemkab Mojokerto menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, baik dengan tindakan preventif maupun respons cepat. Koordinasi antarinstansi diharapkan dapat mempercepat penanganan dan meminimalkan dampak bencana terhadap masyarakat.(sya/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?