Kota Malang, blok-A.com – Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) Pemerintah Kota (Pemkot) Malang gelar Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Perkembangan Dinamika Sosial Kota Malang, Jumat (2/12/2022).
Pemkot Malang bersama jajaran Forkopimda Kota Malang bekerja sama dan berkolaborasi untuk menciptakan Malang damai jelang Nataru 2022, terlebih pasca tragedi Kanjuruhan.
Wali Kota Malang, Sutiaji berharap jelang perayaan tahun baru Kota Malang dapat tetap aman dan damai, untuk itu Pemkot menggelar FGD dengan mengundang seluruh elemen masyarakat mulai dari Forkopimda hingga Camat dan Lurah di Kota Malang.
“Kita menyongsong jelang tahun baru, maka kondusifitas Kota Malang harus tetap dijaga. Maka ini kita kumpulkan semuanya, kita harus tetap waspada, mudah-mudahan tetap kondusif,” ungkap Sutiaji, Jumat (2/12/2022).
Sam Sutiaji sapaan akrabnya, juga mengimbau bagi kawan-kawan Aremania yang setiap minggu menyuarakan aspirasinya agar tidak mengganggu stabilitas di Kota Malang.
“Jadi orang itu tidak bisa merdeka se-merdekanya. Kalau kita merdeka, bicara kebebasan. Maka kita berbicara kebebasan yang bertanggungjawab. Kebebasan berarti juga pembatasan, maksudnya kita menghormati kemerdekaan orang lain, kebebasan orang lain,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sutiaji mempercayai bahwa tujuan dari Aremania menyuarakan aspirasinya itu baik.
“Jadi nanti mungkin saya akan meminta untuk menyampaikan aspirasi baik-baik. Jangan sampai mengganggu lingkungan. Saya kemarin juga sudah menyampaikan bahwa jangan sampai nanti membuat arus lalu lintas itu macet total,” terang Sutiaji.
Terpisah, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika menuturkan, FGD yang dilakukan rutin setiap empat kali dalam satu tahun ini diharapkan dapat menjaga kekondusifan Kota Malang.
Terlebih, lanjut Made, yang menjadi perhatian Forkopimda saat ini yakni adanya demo yang menjadi salah satu kontraproduktif beberapa masyarakat lain.
Made mengatakan, pihaknya hanya dapat memposisikan diri sebagai penghubung dan titik tengah. Namun ia tetap berharap Kota Malang tetap kondusif dan cinta damai.
“Kita pemerintah mengharapkan bisa menjadi penghubung dan titik tengah, monggo sama sama menjalankan aspirasi masing-masing. Berkegiatan masing-masing tapi jangan ada yang mengganggu kebebasan orang lain termasuk membuat macet,” seru Made.
Sebab, menurut Made, kemacetan akan menyebabkan perekonomian Kota Malang lumpuh. Terlebih, menurutnya, Kota Malang sebagai Kota Kuliner dan Kota Pariwisata yang mendatangkan wisatawan dari berbagai daerah.
“Kalau ini terus berlangsung saya rasa akan mengganggu perekonomian, dimana jalan macet, pelaku bisnis, pelaku ekonomi yang berjalan di hari minggu justru yang diharapkan bisa menambah penghasilan. Mereka akan terganggu dengan kegiatan ini,” tutup Made.(ptu/lio)