KABUPATEN MALANG – Relawan Milenial Utas yang berisi pemuda kreatif merilis hasil real count Pilbup Malang 2020. Hasil rilis real count tersebut menunjukan paslon petahana SanDi (Sanusi – Didik Gatot Subroto) berada di nomor satu dengan perolehan suara 45,58 persen atau 530.744 suara.
Sementara LaDub (Lathifah Shohib – Didik Budi Muljono) memperoleh 42,1 persen atau mendapat 490.562. Lalu Malang Jejeg (Heri Cahyono – Gunadi Handoko) berada di posisi terendah dengan 12,9 persen atau memperoleh 143.058 suara.
Ketua Milenial Utas, Zulham Mubarak mengatakan hasil real count diambil oleh 4.999 relawan Milenial Utas yang disebar di 4999 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Caranya adalah dengan memfoto form C-1 atau hasil rekapitulasi per TPS. Hasil foto form C-1 seluruh TPS tersebut lalu dikumpulkan dan dikonversi menjadi angka.
“Jadi relawan itu mengambil foto dari form C-1 atau hasil perhitungan suara di 4.999 TPS, 9 Desember lalu. Jadi saya yakin hasil real count ini tidak akan jauh beda dari hasil rekapitulasi asli KPUD Kabupaten Malang. Mungkin bedanya nanti puluhan,” kata Zulham saat jumpa pers terkait hasil rilis real count Milenial Utas, Jumat (11/12).
Sementara itu, Zulham juga menuturkan, Milenial Utas merilis hasil real count ini karena mengantisipasi beda persepsi di warga Kabupaten Malang akibat adanya saling klaim dari paslon SanDi dan LaDub.
Sebagai informasi, paslon SanDi mengklaim sudah menang Pilbup Malang 2020 dengan mempercayai hasil hitung cepat atau quick count dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Sementara LaDub mengklaim menang juga dengan merujuk hasil hitung cepat Saiful Mujani Research and Consultant (SMRC).
“Perbedaan itu lah yang membuat adanya potensi konflik. Sementara itu para paslon tidak kunjung merilis hasil real count. Jadi masyarakat ini berpotensi terpecah. Maka dari itu, kami redam potensi perpecahan dengan hasil rilis real count ini,” kata Zulham.
Zulham juga mempersilahkan, jika ada lembaga survei atau komunitas yang merilis hasil real count meskipun menunjukan hasil berbeda.
“Kami kalau ada hasil real count lain juga menghormati dan mempersilahkan. Kan nanti bisa dibandingkan dan dibuktikan juga. Intinya kami rilis real count hanya buat acuan masyarakat saja supaya tidak ada perbedaan persepsi,” tutupnya
Discussion about this post