Tak Ada Pengelola Jadi Biang Tarekot Malang kini Tak Terawat

Caption: Gerobak bekas yang terparkir di Taman Rekreasi Kota, Kamis (19/1/2023) (blok-a/Helen)
Caption: Kondisi Taman Rekreasi Kota Malang saat ini, Kamis (19/1/2023) (blok-a/helen)

Kota Malang, blok-a.com — Taman Rekreasi Kota atau Tarekot Kota Malang kondisinya saat ini memprihatinkan dan kurang terawat.

Sementara waktu, Pemkot Malang saat ini menutup tempat wisata legendaris tersebut dengan alasan tidak memiliki pengelola.

Kepala Bagian (Kabag) Umum Pemkot Malang, Yani Prasetyo mengatakan, penutupan Tarekot dilakukan sejak Desember 2022 lalu. Sejauh ini, pihaknya hanya memiliki kewenangan untuk melakukan perawatan saja.

Sebelumnya, Tarekot dikelola oleh suatu Unit Pelaksana Teknis dari salah satu organisasi perangkat daerah di Pemkot Malang.

“Karena ada suatu regulasi maka dari provinsi (Pemprov Jatim), UPT-nya harus dibubarkan, secara aset dibawah kami, tetapi sebatas pemeliharaan, statusnya tutup total, belum difungsikan lagi,” kata Yani.

Soal rencana apakah Tarekot akan dioperasikan kembali, pihaknya masih menunggu arahan dari Wali Kota Malang, Sutiaji.

“Ditutup sampai kapan, kita juga belum tahu, apakah ada rencana untuk dioperasionalkan lagi, kami menunggu arahan lebih lanjut dari pimpinan,” katanya.

Saat blok-a.com mendatangi Tarekot, terlihat kondisi kolam renang utama tidak terisi air secara penuh. Kemudian, untuk kolam anak terlihat kumuh dengan berlumut.

Wakil Ketua II DPRD Kota Malang, Asmualik mengatakan, pihaknya sebagai wakil rakyat merasa amat menyayangkan dengan kondisi Tarekot saat ini. Menurutnya, keberadaan Tarekot diharapkan dapat tetap hidup terus.

“Tarekot sangat strategis posisinya, terutama kalau ingin menggerakkan wisata heritage, kalau destinasi itu dihidupkan kembali pasti bagus,” katanya.

Hingga saat ini belum ada koordinasi antara eksekutif dengan legislatif di Pemerintahan Kota Malang untuk membahas keberlanjutan Tarekot. Menurutnya, Tarekot merupakan tempat wisata murah meriah yang bisa menjadi sarana untuk menghilangkan kejenuhan.

“Ini juga sarana wisata yang murah, dengan rekreasi yang murah maka kesehatan masyarakat akan berpengaruh, membuat tingkat stres menurun, kita siap mendukung,” katanya.

Soal keberadaan Tarekot berdekatan dengan sungai, Asmualik menyampaikan, bahwa harus ada solusi dengan menyesuaikan regulasi berlaku.

“Seperti batasnya harus jelas, diberi pembatas, sehingga tidak ada bangunan,” pungkasnya. (len/bob)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?