Sutiaji Dinyinyirin Lagi, Kali Ini Soal Penataan Kursi di Kayutangan Heritage yang Dinilai ‘Semrawut’

Kursi Di Kawasan Kayutangan
Kursi di Kawasan Kayutangan - Foto: twitter/redbiter

BLOK-A – Malang Heritage yang pembangunannya menghabiskan dana sampai Rp 23 miliar nyatanya kurang sesuai dengan ekspektasi masyarakat. Hal itu tampak dari keluhan yang disampaikan melalui media sosial. Salah satunya adalah seorang warganet bernama Ali Topan. Melalui akun @redbiter, ia mengeluhkan peletakan kursi yang sembarangan.

Inilah cuitan Ali terkait penataan kursi yang sembarangan:

“hallo pak @sutiaji1964 @PemkotMalang
ngapunten nih.. apa di pembangunan dan penataan gak memiliki arsitek ato ahli atopun mandor sebagai pengawas?
kok ya kebacut men lek nata kursi e sampe segitunya. trus revisi penataan apa ya gak butuh duit lagi itu ceritanya?”

Berikut penerjemahannya ke dalam bahasa Indonesia:
“Halo Pak Sutiaji dan Pemkot Malang. Mohon maaf sebelumnya. Dalam pembangunan ini apa tidak merekrut arsitek, para ahli, atau mandor sebagai pengawas? Kok segitunya untuk sekadar menata kursi. Untuk revisi penataan apa tidak membutuhkan uang lagi?”

Disertakan pula foto menampilkan penempatan kursi untuk umum yang terbilang sembarangan. Tampak berjajar kursi diletakkan tepat di depan pintu sebuah rumah tua. Warganet lain menyebutkan bahwa bangunan tersebut ternyata masih ada penghuninya.

Keluhan daring itu nyatanya mengundang tanggapan senada. Mereka mengamini sekaligus mengungkapkan kekecewaan terhadap hasil pembangunan Malang Heritage.

Selain menghabiskan dana besar, masyarakat Kota Malang harus rela perjalanannya terganggu akibat penutupan ruas jalan poros. Mereka tidak bisa lewat Jalan Basuki Rahmat selama satu setengah bulan, mulai 9 November sampai 21 Desember 2020. Alhasil, terjadi penumpukan kendaraan hingga kemacetan di ruas-ruas jalan di sekitarnya.

Hingga 25 Desember 2020 pagi, keluhan daring melalui Twitter itu telah di-retweet hampir 200 kali. Sekitar seratusan balasan muncul dengan nada kurang lebih sama dengan Ali. Wali Kota Malang Sutiaji dan Pemerintah Kota Malang yang disemat di dalamnya belum mengeluarkan pernyataan apapun.

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?