Untuk mendukung kesukseskan program vaksinasi Covid-19, Universitas Brawijaya melalui Satuan Tugas Pengendalian Pencegahan Penanganan Covid-19 kembali mengadakan sosialisasi vaksinasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (20/5/2020) melalui media video conference kepada sivitas akademika Universitas Brawijaya
Hadir sebagai narasumber adalah Dr. dr. Gatot Soegiarto, Sp.PD, K.Al, FINASIM, FEEACI, yang merupakan anggota Satuan Tugas Covid-19 Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sosialisasi ini ditujukan untuk mempersiapkan sivitas yang akan menerima suntikan vaksinasi.
Dalam paparannya, Gatot menyampaikan bagaimana cara kerja vaksin, dalam hal ini, vaksin yang berlabel AstraZeneca. “AstraZeneca bekerja dengan konsep non replicating viral vector, yaitu menggunakan adenovirus yang sebagian sudah diinaktivasi. Teknik ini sudah jamak digunakan sebagai terapi gen”, ujarnya.
Penyuntikan vaksin jenis ini dilakukan dalam rentang waktu 8 hingga 12 minggu setelah penyuntikan pertama. Terkait keamanan vaksin, Gatot menyebut bahwa vaksin ini tergolong aman.
“BPOM menerima laporan uji klinis fase 3 yang menyebutkan bahwa efek simpang vaksin jenis ini umumnya ringan hingga sedang. Beberapa efek simpang frekuensinya cukup tinggi 26 hingga 63 persen, namun tidak ada satupun yang mengalami efek simpang serius”, ujar dokter pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUD dr. Soetomo – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
“Apakah vaksin ini halal? Penggunaan enzim trypsin dalam prosesnya menggunakan enzym yang berasal dari jamur, dan bukan berasal dari babi. Sehingga, komisi Fatwa MUI Propinsi Jawa Timur menyatakan vaksin ini halal atau tidak najis”, imbuhnya.
Dengan adanya sosialisasi ini, baik Gatot maupun Satgas P3 UB berharap kepada sivitas untuk mengikuti program vaksinasi pemerintah, demi mengurangi penyebaran Covid-19. (VQ)