Nelayan Rantau Asal Sulawesi Tewas Saat Melaut di Malang

Proses evakuasi nelayan yang tewas saat berlayar di Perairan Samudera Hindia pada Rabu (3/05/2023) (Humas Polres Malang for Blok-a.com)
Proses evakuasi nelayan yang tewas saat berlayar di Perairan Samudera Hindia pada Rabu (3/05/2023) (Humas Polres Malang for Blok-a.com)

Kabupaten Malang, blok-a.com – Nelayan asal Sulawesi Selatan tewas saat melaut di perairan Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang,

Nelayan rantau tersebut bernama Amir (24) asal Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.

Kapolres Polres Malang melalui Kasi Humas, Iptu Ahmad Taufik menuturkan, kala itu korban sedang menempuh perjalanan di perairan Samudera Hindia untuk mencari ikan dengan menumpangi Kapal Motor Nelayan (KMN) Farhan Ramadgan 02.

Dikatakan Taufik, dari keterangan saksi yang berada dalam satu kapal, Ambo Rappe (27) mengatakan, korban dikabarkan tewas setelah muntah darah dan selanjutnya korban tidak sadarkan diri.

Baca Juga: Hari Nelayan Nasional, Sulitnya Akses BBM Masih Jadi Problematika

“Saksi berserta ABK lain juga sempat berupaya memberikan pertolongan, namun tidak membuahkan hasil,” ungkap Taufik saat dikonfirmasi Blok-a.com, Kamis (4/05/2023).

Korban dikabarkan tewas pada Selasa (2/5/2023) pukul 17.00 WIB.

Namun, karena terkendala sinyal, saksi baru dapat melaporkan kepada petugas Satpolairud untuk meminta bantuan evakuasi pada Rabu (3/5/2023) sekitar pukul 20.30 WIB.

Mendapati laporan tersebut, lanjut Taufik, pihaknya segera berkoordinasi dengan Keamanan Laut Terpadu (Kamladu) TNI AL, Dinas Kelautan dan Perikanan, SAR dan tim kesehatan.

Selanjutnya, seluruh pihak yang terlibat bersama-sama melakukan evakuasi jenazah dari perairan Sendangbiru. Kemudian jenazah dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang untuk dilakukan otopsi.

“Kami juga koordinasi dengan Pihak RSSA Kota Malang untuk proses pemeriksaan jenazah untuk mengetahui penyebab kematian, selain itu juga menghubungi pihak keluarga di Sulawesi Selatan,” imbuhnya.

Sementara itu, dari hasil pemeriksaan dokter Instalasi Forensik menunjukkan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban. Korban diduga meninggal karena sakit yang diderita.

“Hasil pemeriksaan dokter di Rumah sakit Saiful Anwar, tidak ditemukan adanya tindak kekerasan dalam insiden tersebut, salah satu keluarga yang berhasil dihubungi mengatakan bahwa ABK Amir mempunyai riwayat sakit sesak nafas,” pungkasnya.

Hingga saat ini, jenazah masih disemayamkan di kamar mayat RSSA menunggu kedatangan keluarga untuk dimakamkan di tempat asalnya Sulawesi Selatan. (ptu/lio)

Kirim pesan
Butuh bantuan?
Hai, apa kabar?
Apa yang bisa kami bantu?