Kota Malang, blok-A.com – Warga Kelurahan Wonokoyo Kecamatan Kedungkandang Kota Malang mulai cemas.
Mereka sudah tujuh hari terakhir tidak mendapatkan hak air bersih dari PDAM Kota Malang karena pipa air bocor.
Hal itu pun membuat warga Wonokoyo mulai melakukan protes di media sosial. Sejumlah warga memampang status Whatsappnya dengan sindirian ke PDAM Kota Malang. Status itu berupa gambar dan seolah-olah seperti gambar berduka.
Dalam gambar tersebut tertulis sebagai berikut:
“MEMPERINGATI 7 HARINYA KEMATIAN AIR DI RUMAH KAMI Alm. Ora Mili Blas Mulai mati: 6 – 12 Agustus 2022,” tulis gambar itu.
Masih di gambar itu tertulis, harapan agar warga Wonokoyo diberi kekuatan untuk mengangsu air selama air PDAM Kota Malang mati.
“Semoga warga yang terdampak matinya air PDAM ini diberi kekuatan ngangsu, kesabaran di php, bisa dapat tumpangan mandi dari sanak famili, selalu wangi meski mandi cuma sekali, dan kuat menahan diri untuk maido,” tulis dari warga Wonokoyo yang mengaku tersakiti.
Tanggapan Warga Wonokoyo
Saat ini di Wonokoyo masih ditemui air bersih tidak mengalir. Berdasarkan laporan dari salah satu warga RW 01 Wonokoyo, Ida pukul 19.00 air terpantau masih kering dari air kerannya.
“Masih gak bisa mancur mas ini airnya,” keluhnya kepada blok-A.com, Jumat (12/08/2022).
Gambar yang diunggah berjamaah secara daring tersebut pun dibuat oleh warga sendiri. Tujuannya adalah sebagai bentuk protes.
“Iya mas (sebagai bentuk protes) karena mampet sudah tujuh hari,” ujarnya.
Ida pun mengatakan, matinya air itu merupakan hal yang membuatnya risau. Sebab, jika mandi di sungai dia tidak terbiasa.
Berdasarkan berita blok-A.com sebelumnya, beberapa warga Wonokoyo ada yang nekat mandi ke sungai karena air bersih tidak ada. Padahal air di sungai itu cukup kotor banyak sampah yang menggenang mengikuti arus air namun warga nekat.
“Mohon maaf mungkin kalau warga kampung sudah terbiasa ke sungai, lah kalau saya sejak kecil gak pernah mandi di sungai dan sudah pakai air PDAM. Jadi pengaruh buat saya banget. Apalagi di tempay saya sering banget mati, kalau mati airnya bukan hitungan jam tapi berhari-hari,” tuturnya.
Selama air mati tujuh hari dari PDAM Kota Malang itu, dia mengaku bahwa air sebenarnya sempat mengalir cuma hitungan jam. Itu pun waktu dini hari.
“Hari ini katanya dini hari tadi sempat ngalir sebentar tapi saya bangun jam setengah 3 pagi sudah mati lagi. Terus tadi ba’da salat Jumat katanya semlat ngalir sebentar, tapi saya juga tidak rumah jadi tidak tahu dan tidak bisa nampung air. Sampai sekarang masih mati mas,” tuturnya.
Selama tujuh hari itu, ibu satu anak ini menambahkan, untuk keperluan sehari-hari, dia harus berkeliling dari rumah ke rumah. Dia bercerita kadang dia harus ke rumah tetangganya yang mempunyai sumur bor. Kadang juga dia harus membawa air dengan mengangsu dari rumah saudaranya sejauh 2 kilometer dari rumahnya.
“Dan kalau untuk mandi saya safari mas. Keliling begitu. Kadang ngungsi ke rumah adik saya di Buring kadang ngungsi ke rumah ibu saya di Gadang,” tuturnya.
Dia pun berkeinginan agar PDAM Kota Malang segera menyelesaikan masalah ini. Dia mengaku hidup di Wonokoyo sejak 2013. Pada saat itu air sebagai kebutuhan dasarnya sangat mudah.
“(Sekarang) susah banget kalau air PDAM sering mati, soalnya kebutuhan penting dalam hidup. Mana bayar rekening PDAM sekarnag mahal, lah kok sering mati pula,” kata dia.
Ida dan warga Wonokoyo pun sudah lelah diberikan harapan oleh pihak PDAM Kota Malang bahwa air bersih akan lancar kembali.
“Minta tolong lah jajaran Dirut dan staf PDAM Kota Malang memperhatikan keluh lesah kami. Bukan hanya PHP (memberi harapan palus) aja,” tuturnya.
Penjelasan PDAM Kota Malang
Direktur Utama PDAM Kota Malang, M. Nor Muhlas menanggapi keresahan warga Wonokoyo.
Kepada blok-A.com, dia berkata penyebab mampetnya air bersih itu karena ada pipa tranmisi yang pecah di daerah Pulungdowo dan Kalibuto, Kabupaten Malang.
“Hasil analisa internal dan eksternal identifikasi masalahnya ada kualitas pipanya,” kata dia dalam keterangan tertulis ke blok-A.com melalui Whatsapp, Jumat (12/08/2022).
Muhlas juga menjelaskan, pipa yang pecah itu merupakan proyek bantuan pemerintah pusat. Alhasil, dia menjelaskan, PDAM Kota Malang hanya menerima bantuan hibah kelola manfaat itu.
Muhlas pun mengaku sejal 2019 itu sudah pernah mengajukan pergantian pipa. Hal itu dikarenaksn pecahnya pipa.
Pada tahun 2020 pun menuai hasil. PDAM Kota Malang mendapat bantuan pipa sepanjang 2,8 kilometer. Namun pipa pengganti itu kuranv.
“Pipa yang harus diganti 15 kilometer, sampai saat ini kami tidak putus asa untuk terus mengajukan seraya menunggu bantuan,” kata dia.
Selain menunggu, mantan anggota dewan Kabupaten Malang itu juga mempunyai strategi lain untuk mengantisipasi kejadian serupa di Wonokoyo. Salah satunya membangun SPAM di dekat kantor PDAM Kota Malang.
“Dengan harapan seandainya pipa Pulungdowo disfungsi kami tetap bisa cover layanan dari SPAM di Sawojajar,” kata dia.
Muhlas menargetkan, tahun ini pembangunan SPAM itu selesai. “Hanya tinggal nunggu proses normalisasi kualitas air karena masih mengandung mangaan dan besi,” imbuhnya.
Jika sudah melalui proses normalisasi, Muhlas janji akan mendistribusikan itu ke pelanggannya.
“Demikian penjelasan kami semoga menjadi maklum,” tutupnya (bob)
Discussion about this post