blok-a.com – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr. dr. Sukadiono, MM., menetapkan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Jumat, 21 April 2023.
“Kami sesuai dengan maklumat, Insya Allah 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada tanggal 21 April 2023,” ujar Suko melansir Antara, Jumat (14/4/2023).
Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengumumkan 1 Syawal jatuh pada 21 April 2023 yang berlandaskan hasil hisab hakiki wujudul hilal dan dijadikan pedoman oleh Majelis Tarjih Tajdid.
Untuk penetapan 1 Syawal, ijtimak terjadi pada Kamis Legi 20 April 2023 tepat 29 Ramadan 1444 H, berlangsung pukul 11.15.06 WIB dengan ketinggian bulan saat matahari terbenam di Yogyakarta +01° 47` 58″.
Berdasarkan PP Muhammadiyah, kondisi itu maka hilal sudah dinyatakan wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.
Suko menegaskan metode yang dilakukan Muhammadiyah terkait penetapan 1 Syawal berdasarkan Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW yang memiliki dasar keagamaan kuat, bukan hanya bersifat rasionalitas ilmu semata-mata.
“Tetapi kuat secara agama, syariahnya dan juga kuat secara ilmu pengetahuan,” ucap Suko yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya tersebut.
Untuk itu, pihaknya pun mengimbau seluruh warga Muhammadiyah agar tetap mengikuti Maklumat Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah tersebut.
“Artinya, melaksanakan Sholat Id (Idulfitri) pada tanggal tersebut. Pertimbangan dari ijtihad yang kami lakukan, yang dilakukan oleh perserikatan Muhammadiyah,” kata Suko.
Terkait potensi perbedaan perayaan Idulfitri dengan ketetapan pemerintah, Suko mengimbau warga Muhammadiyah tetap menghormati dan menjaga kerukunan
“Tidak perlu menyalahkan yang mungkin berbeda hari, yang lebih penting tetep menjaga kebersamaan, kita ingin guyub rukun, apalagi ini tahun politik, saya kira kita tidak ingin diadu domba karena perbedaan hari raya saja,” ujar Suko.
“Jangan sampai perbedaan menjadi sumber perpecahan, keretakan dan menjadikan umat Islam tidak bersatu. Mari jadikan perbedaan ini sebagai nafas perjalanan umat Islam satu dengan yang lain,” tegas Suko.
Suko juga mengatakan, di tengah perbedaan yang terjadi, umat Islam harus mengedepankan prinsip saling menghargai, toleransi dan Ukhuwah Islamiyah karena inti dari semuanya adalah ibadah kepada Allah SWT.
“Jadikan momentum akhir Ramadhan sebagai muslim yang selalu mendekatkan diri kepada Allah. Jika perbedaan nantinya terjadi tetap mengedepankan Ukhuwaah Islamiyah, saling menghargai dan saling toleransi agar terciptanya harmoni kedamaian di tengah perbedaan,” tuturnya.
Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penentuan 1 Syawal 1444 H pada Kamis, 20 April 2023 di Auditorium H.M. Rasjidi Kantor Kemenag RI di Jakarta.
Peneliti Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin beberapa waktu lalu menyebut ada potensi perbedaan Idulfitri tahun ini.
Menurutnya, saat Magrib, 20 April 2023, posisi bulan di Indonesia belum memenuhi kriteria baru MABIMS, yaitu tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat yang dipedomani pemerintah.
Namun, posisi bulan sudah memenuhi kriteria wujudul hilal.
Apabila merujuk kriteria baru MABIMS, maka Lebaran jatuh pada 22 April 2023, sedangkan bila merujuk wujudul hilal, 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023.(lio)